Kamis, 12 November 2015

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki bermacam-macam suku bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Bahasa yang digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat tersebut.Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi dengan sesama dalam setiap aktivitas.Apalagi dalam situasi resmi dimana kita harus menggunakan bahasa formal ketika berbicara.Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis  pilihan kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.Selain itu kita juga harus memperhatikan ejaannya.
      Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang.Secara teknis, ejaan adalah aturan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan tanda baca.Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia, ejaan Republik atau ejaan Soewandi.yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya.
Bahasa Indonesia dalam sejarah perkembangannya telah menggunakan beberapa ejaan, antara lain ejaan Van Ophuiysen dan ejaan Soewandi. Akan tetapi, sejak 1972, tepatnya pada 16 Agustus 1972, telah ditetapkan dan diberlakukan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Apabila pedoman ini dipelajari dan ditaati maka tidak akan terjadi kesalahan pengejaan kata.
1.2. Rumusan Masalah
a.       Apa ciri ragam bahasa formal dan non formal  berdasarkan situasi?
b.      Bagaimana contoh kalimat formal dan non formal ?
c.       Apa yang membedakan bahasa formal dan non formal
d.      Seperti apakah aturan Pemakaian huruf yang sesuai dengan EYD ?
e.       Bagaimanakah penulisan huruf yang sesuai dengan EYD ?
f.       Bagaimanakah penggunaan tanda baca yang tepat sesuai dengan EYD?

1.3.Maksud dan Tujuan
Setelah membaca bab ini diharapkan pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai hal berikut.
1.      Ciri bahasa formal dan non formal
2.      Penggunaan bahasa formal dan non formal
3.      Penggunaan EYD yang baik dan benar






                                                               BAB II                    
PEMBAHASAN

2.1.BAHASA FORMAL DAN NON FORMAL

A.    Ciri – Ciri Ragam Bahasa Situasi

a.       Formal
Ragam bahasa formal memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap.Ragam formal menggunakan kosakata baku dan kalimatnya terstruktur lengkap. Ragam formal digunakan pada situasi resmi atau formal, contoh :
·         Di kantor
·         Rapat
·         Acara – acara kenegaraan
·         Wawancara
·         Ilmiah
·         Surat resmi
·         Makalah / Artikel
·         Proposal
·         Laporan

b.      Semi Formal dan Non Formal

Ragam semi formal dan non formal dibedakan oleh pemilihan katanya. Ragam semi formal menggunakan kalimat yang tidak lengkap gramatikalnya dan kosakata yang dipilih cenderung tidak baku, sedangkan ragam non formal relatif sama dengan ragam semi formal hanya pilihan katanya lebih luwes atau bebas. Kata-kata daerah atau gaul dapat digunakan sepanjang masing-masing penuturnya memahami dan tak terganggu dengan penggunaan kata tersebut.

Penggunaan Ragam Bahasa Semi Formal dan Non Formal :
·         Santai
·         Akrab
·         Keluarga
·         Sekolah
·         Teman
·         Harian

B.     Ciri Kalimat Formal
Kalimat yang berciri formal ditandai oleh beberapa ciri.
1.      Ciri pertama adalah kelengkapan unsur wajib, sehingga memenuhi kelengkapan isi proposisi. Contoh:
·         Mocliono (l989) menyatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas dan eksak serta menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan .(Benar)
·         Menurut Moeliono (1989) menyatakan bahwa bahasa ilmiah lugas I dan eksak serta menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.(Tidak Benar )

2.      Ciri kedua adalah ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas, yaitu kata yang berfungsi atau bertugas menandai fungsi dan hubungan unsur kalimat.
Contoh yang salah:
·         Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian pada masyarakat
·         Penggunaan urea tablet ternyata lebih hemat dari urea tabor.
·         Buat petani daerah ini, saluran irigasi merupakan prasarana pertanian yang sangat berarti.
Contoh yang benar:
·         Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
·         Penggunaan urea tablet ternyata lebih hemat daripada urea tabur.
·         Bagi petani daerah ini, saluran irigasi merupakan prasarana pertanian yang sangat berarti.
3.      Ciri ketiga adalah isinya yang mantiki. Kalimat yang berciri formal berfungsi sebagai alat pengungkap penalaran. Kalimat yang mampu berfungsi sebagai alat pengungkap penalaran itu disebut kalimat bernalar.
Contoh yang salah:
·         Kedudukan pengajaran berbicara tidak sama dengan pokok bahasan lain, yaitu seperti pada membaca, kosa kata, struktur, pragmatik, maupun apresiasi bahasa dan sastra lndonesia.
Contoh:benar :
·         Kedudukan pengajaran berbicara tidak sama dengan kedudukan pengajaran yang lain: membaca, kosa kata, struktur, pragmatik, dan apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.
4.      Ciri keempat adalah tampilan esei formal. Ciri itu menuntut pengungkapan gagasan secara utuh dalam bentukkalimat. Potongan-potongan gagasan dalam kalimat diintegrasikan secara langsung dalam kalimat.
contoh tampilan esei non formal :
·         Dongeng berdasarkan isinya dapat dibedakan:
ð  Fable
ð  Legend
ð  Mite
ð  Sage
ð  Penggeli hati
Contoh tampilan esei formal :
·         Dongeng berdasarkan isinya dapat dibedakan atas lima kategori, yakni fabel,legende, mite, sage, dan penggeli hati.
Tampilan esei formal tidak hanya ditampakkan pada tataan unsur-unsur kalimat, tetapi juga ditampakkan pada penempatan kalimat dalam konteks kalimat-kalimat yang lain dalam rangka membentuk teks.

C.     Ciri yang Membedakan Ragam Formal Dari Ragam Non Formal

1.      Penggunaan kata sapaan dan kata ganti
2.      Penggunaan kata tertentu
3.      Penggunaan kata imbuhan
4.      Penggunaan konjungsi
5.      Penggunaan fungsi bahasa yang lengkap

2.2.EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

Ejaan adalah suatu keseluruhan sistem penulisan –penulisan bunyi bahasa yang meliputi:
a.       Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi).
b.      Ketetapan penulisan satuan-satuan bentuk kata misalnya kata dasar,kata ulang,kata majemuk,dan lain sebagainya.
c.       Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-baagiannya dengan menggunakan tanda baca.
Ejaan yang disempurnakan (EYD )merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan sebelumnya.EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT Kemerdekaan RI XXVII,17 Agustus 1972.Kemudian dikukuhkan dalam Surat Keputusan Presiden No.57 tahun 1972.EYD ini hasil kerja panitia Ejaan Bahasa Indonesia yang dibentuk pada tahun 1966.

A.    Pemakaian Huruf

1.      Huruf abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T,U,V,W,X,Y,Z.
2.      Huruf vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan  u.
3.      Huruf konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
4.      Huruf diftong
Huruf diftong atau vokal ganda adalah huruf yang terjadi jika ada dua huruf vokal yang berurutan.Kedua huruf vokal tersebut harus berada di dalam satu suku kata dan menciptakan bunyi luncuran (bunyi yang berubah kualitasnya).Bunyi luncuran tersebut sama dengan lafal bunyi aslinya.
Dalam kamus bahasa Indonesia ada tiga huruf diftong, yaitu sebagai berikut :
·         Ai
·         Au
·         Oi
Adapun contoh penggunaannya :
·         Pantai
·         Pulau
·         Amboi

5.      Gabungan Huruf Konsonan
Penggabungan dua huruf konsonan,maka akan menghasilkan bunyi satu huruf konsonan seperti :
·         Sy
·         Kh
·         Ng
·         Ny
Adapun contoh penggunaannya :
·         Syarat
·         Khusus
·         Ngilu
·         Nyata
6.      Huruf Kapital
Ada beberapa cara penulisan huruf kapital dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut di bawah ini:
a.       Huruf kapital (huruf besar) dipakai untuk pertama kata pada awal kalimat,sebagai berikut ini:
·         Dia datang ke rumah kemarin sore.
·         Perempuan berkerudung itu sedang menjahit baju
b.      Huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung,sebagai contohnya:
·         Shodiq bertanya,”Siapakah nama adikmu?”
c.       Huruf kapital juga dipakai sebagai huruf pertama dalam kata ataupun ungkapan yang berkaitan dengan agama,kitab suci,dan Tuhan. Huruf kapital pun digunakan untuk penulisan kata ganti untuk Tuhan. Contoh:
·         Islam
·         Qur’an
·         Yang Maha Esa

Adapun untuk penulisan gelar kehormatan,penulisan huruf kapital terbagi menjadi dua,yaitu:
a.       Huruf kapital selalu digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,keturunan,dan juga keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh:
·         Nabi Muhammad
·         Haji Muhammad Ikhsanudin
b.      Sebaliknya, huruf kapital tidak perlu digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,dan keagamaaan yang tidak diikuti nama orang,seperti contoh di bawah ini :
·         Dua bulan yang lalu,dia baru saja naik haji.

Adapun untuk penulisan jabatan ,juga terbagi menjadi tiga cara sebagai berikut:
a.       Huruf kapital digunakan unutk penulisan huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang,nama instansi atau pun nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu, sebagaimana terdapat dalam contoh berikut :
·         Wakil Presiden Jusuf Kalla
·         Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
b.      Huruf kapital tidak perlu digunakan dalam penulisan huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi,atau nama tempat tertentu,sebagaimana terdapat dalam contoh berikut ini :
·         Berapa bupati yang hadir dalam rapat pembahasan anggaran itu ?
·         Banyak camat yang tidak hadir dalam rapat pembahasan anggaran itu.
c.       Huruf kapital pun bisa digunakan sebagai huruf pertama nama jabatan ataupun nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya. Sebagaimana terdapat dalam contoh berikut ini :
·         Pameran itu dibuka langsung oleh Bupati Bantul.
·         Acara tersebut memang sudah direncanakan oleh Departemen Agama.

Untuk penulisan nama dengan huruf kapital terbagi menjadi dua,sebagaimana contoh berikut ini:
a.       Huruf kapital selalu digunakan sebagai huruf pertama nama orang, sebagaimana contoh berikut ini:
·         Soekarno
·         Chairul Tanjung

Meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan nama orang,yaitu sebagai berikut :
a.       Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada kata de,van,dan der.Kata von biasa terdapat di dalam nama Jerman,da yang biasa terdapat di dalam nama Portugal serta der yang biasanya kita jumpai di nama Belanda.Contoh:
·         Antonie van Diemen adalah Gubernur-Jenderal Hindia yang memerintah antara tahun 1636-1645.
·         Candido de Oliveira adalah salah satu  pemain andalan tim nasional Portugal.
b.      Huruf kapital juga tidak boleh digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti. Misalnya :
·         Marwah binti Marwan Ali
·         Akbar Kaelola bin Abdi Wiyono
c.       Huruf kapital juga bisa digunakan untuk penulisan huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Contoh:
·         Newton
·         Pascal
·         Watt
d.      Huruf kapital tidak boleh dipakai sebagainama jenis atau satuan ukuran. Misalnya:
·         mesin diesel
·         1 volt
Sedangkan untuk penulisan nama suku bangsa, terbagi menjadi :
a.       Huruf kapital bisa digunakan dalam penulisan huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Contoh:
·         Saya suka pelajaran bahasa Indonesia.
b.      Huruf kapital tidak digunakan untuk penulisan huruf pertama nama bangsa,suku,dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan. Contoh:
·         Kejawa –jawaan
·         Kesunda-sundaan
c.       Huruf kapital bisa juga digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya. Contoh:
·         Idul Fitri
·         Tahun Hijriah
d.      Selain itu ,huruf kapital juga bisa digunakan sebagai huruf pertama sebuah peristiwa yang memang sudah diabadikan oleh sejarah. Contoh:
·         Perang Dunia
·         Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

              Untuk menulis unsur-unsur dalam geografi,terbagi menjadi beberapa cara yaitu:
a.       Huruf kapital pun juga bisa digunakan penulisan huruf pertama unsur nama geografi,sebagai contohnya adalah :
·         Jawa Tengah
·         Jawa Timur
b.      Huruf kapital pun juga bisa dipakai untuk menulis huruf pertama dari unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi,seperti dalam contoh berikut ini :
·         Terusan Suez
·         Lembah Baliem
c.       Huruf kapital juga bisa digunakan untuk menulis huruf pertama nama diri atau nama diri geografi apabila kata yang mendahuluinya menggambarkan sebuah kekhasan budaya.Contoh :
·         Batik Jogja
·         Asinan Bogor
d.      Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama unsur geograf yang tidak diikuti oleh nama geografinya, seperti contoh berikut ini :
·         Pergi ke teluk
·         Menyeberangi selat
e.       Huruf kapital juga tidak digunakan untuk penulisan huruf pertama dari nama geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenisnya.Seperti contoh berikut :
·         Pisang ambon
·         Kunci inggris

Adapun untuk penulisan unsur resmi kenegaraan,terbagi menjadi dua cara yaitu :
a.       Huruf kapital bisa diterapkan dalam penulisan huruf pertama semua unsur resmi negara,lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,badan,nama dokumen resmi.Namun ketentuan tersebut tidak berlaku untuk penulisan kata tugas, seperti dan,oleh,atau,dan untuk .Contoh :
·         Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987
·         Dewan Perwakilan Rakyat
·         Republik Rakyat Cina
b.      Namun sebaliknya,penulisan huruf kapital tidak diperbolehkan pada huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara,lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,badan, dan nama dokumen resmi. Contoh:
·         kerja sama antara pemerintah dan rakyat
·         menjadi sebuah republik

Namun ketentuan di atas tidak berlaku jika yan dimaksud adalah nama resmi negara ,lembaga resmi ,lembaga ketatanegaraan ,badaan ,dan dokumen resmi pemerintah dari Negara tertentu, misalnya Indonesia ,seperti contoh berikut :
·         Surat itu telah ditandatangani Direktur
·         Tahun ini Departemen Pajak sedang menelaah masalah iu
·         Rencana renovasi toilet tersebut belum disetujui Pemerintah


Huruf kapital juga sering dipakai sebagai huruf pertama pada setiap unsur bentuk ulang sempurna yang ada pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan dokumen resmi  ataupun pada judul suatu karangan, seperti contoh dibawah ini:
·         Perserikatan Bangsa-Bangsa
·         Undang-Undang Dasar 1945
Huruf kapital juga biasa digunakan sebagai huruf pertama pada semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar dan makalah,namun tidak untuk kata tugas seperti di, ke, dari,dan, yang,dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal kalimat,sebagaimana di dalam contoh berikut ini :
·                     Bukhori sedang membaca buku 3 Pocong Idiot
·                     Keluarga kami memang sudah lama berlangganan harian Jawa Pos
Huruf kapital pun juga bisa dipakai untuk menulis huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,dan sapaan yang digunakan dengan nama diri,seperti contoh berikut :
·         K.H.Faris Albar (doctor)
·         Sdr. Nino Satria (saudara)
·         Lucky Fidiatoro S.E. (sarjana ekonomi)

Dalam menggambarkan hubungan kekerabatan,ada dua  ketentuan penulisan huruf kapital.
a.       Huruf kapital jugaa bisa dipakai sebagi huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,seperti pada bapak,ibu,saudara,kakak, adik, dan paman,yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan,seperti contoh berikut :
·         Aditya bertanya ,”Siapakah nama lelaki itu,Bu?”
b.      Huruf kapital tidak bisa digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan ataupun penyapaan, seperti contoh berikut :
·         Sebagai kakak dan adik,kita tidak boleh bertengkar seperti ini.
·         Sudah sewajarnya bila kita menghormati bapak dan ibu kita.
c.       Huruf kapital pun juga dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan, seperti contoh berikut :
·         Apakah Anda sudah makan ?

7.      Huruf Miring

Huruf miring adalah huruf yang sengaja ditulis miring agar terlihat berbeda dengan kata-kata lainnya.
Beberapa keterangan mengenai penulisan huruf miring tersebut :
a.       Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan,sebagai contohnya adalah sebagai berikut:
·         Pria itu selalu menikmati pagi harinya dengan membaca Media Indonesia .
·         Saya begitu menikmati cerita yang terdapat dalam novel 3 Pocong Idiot.
b.      Huruf miring dalam cetakan juga sering digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,bagian kata, atau kelompok kata tertentu, seperti contoh berikut :
·         Dia bukanlah mencuri tapi dicuri.
·         Huruf kedua di dalam abjad Indonesia adalah b.

Huruf miring juga bisa digunakan untuk penulisan ungkapan yang terbagi menjadi dua ketentuan, yaitu sebagai berikut :

a.       Huruf miring dalam cetakan digunakan untuk menuliskan kata ataupun ungkapan yang bukan bahasa Indonesia, seperti contoh berikut :
·         Adele adalah salah satu artis yang berhasil meraih penghargaan di acara Grammy Awards 2012.

Namun,ungkapan asing yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia, maka penulisannya pun diperlakukan sebagai kata Indonesia. Contoh:
·         Negara tersebut sudah beberapa kali mengalami kudeta.
·         Korps diplomatik mendapatkan perlakuan yang berbeda.

8.      Huruf Tebal

Ketentuan mengenai penggunaan huruf tebal dalam cetakan yang perlu kita ketahui :
a.       Huruf tebal dalam cetakan bisa digunakan untuk menuliskan judul buku,bab, bagian bab, daftar isi,daftar table, daftar pustaka, indeks dan juga lampiran, seperti contoh berikut:
Judul                     : Dasar Hukum dan Hikmah Puasa Ramadhan
Bab                        : Bab 1 Shaum Ramadan
Bagian Bab           : A. Pengertian Shaum
                                    : B. Hukum Shaum



b.      Namun sebaliknya,huruf tebal tidak bisa digunakan di dalam cetakan yang bertujuan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,bagiankata,kata, atau kelompok kata; untuk keperluan itu,sebaiknya digunakan huruf miring, seperti contoh berikut :
·         Sholeh tidak mungkin membohongimu.
·         Awalan ter bisa diartikan paling.
·         Penggabungan kata rumah sakit seharusna ditulis terpisah.
Contoh yang seharusnya :
·         Sholeh tidak mungkin membohongimu.
·         Awalan ter bisa diartikan paling.
·         Penggabungan kata rumah sakitseharusna ditulis terpisah.

c.       Huruf tebal dalam cetakan kamus digunakan untuk menuliskan lema (entri)dan sublema (subentri)serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi, seperti contoh berikut :
·         cabik  a koyak (robek,sobek) panjang ;
·         ca.bik-cabik a koyak-koyak, robek-robek, sobek-sobek, suwir-suwir (tt benda-benda tipis seperti kain, kertas, daun): bajunya~;
·         men.ca.bik v menarik kuat-kuat sehingga koyak (robek, sobek); mengoyak; merobek; menyobek;

B.     Penulisan Kata

1.      Kata dasar

Kata dasar merupakan kata yang ditulis dalam satu kesatuan,sebagai contohnya adalah sebagai berikut:
·         Endri mendatangi pesta ulang tahun temannya.
·         Rian sangat menginginkan kemeja itu.
·         Kantor pos sudah penuh dengan orang.

2.      Kata turunan
a.      Ketentuan-ketentuan pemberian imbuhan
¯  Imbuhan baik yang berupa awalan, sisipan,akhiran ditulis dalam satu rangkaian bersama bentuk dasarnya. Contoh :
·         dibeli
·         kunjungan
·         gemetar
¯  Sebuah imbuhan harus dirangkaikan dengan tanda hubung apabila imbuhan tersebut ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indoneia. Contoh :
·         di-PHK
·         me-recall
b.      Apabila bentuk dasarnya berupa gabungan kata,maka awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Contoh:
·         bertepuk tangan
·         beradu pandang
c.       Apabila bentuk  dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus,maka unsur gabungan kata tersebut ditulis serangkai.Contoh :
·         dilipatgandakan
·         menyebarluaskan
·         menggarisbawahi
d.      Jika  salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam satu kombinasi, maka gabungan kata itu ditulis dalam satu rangkaian.
Contoh:
·         antarkota
·         adipati
·         mahasiswa
·         pramuniaga

Namun ada beberapa ketentuan,sebagai berikut:
a.      Apabila bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya berupa huruf kapital, maka diantara kedua unsur itu dihubungkan dengan tanda hubung ( - ) digunakan. Contoh :
·         pro-Barat
·         non-Indonesia
b.      Apabila jika kata maha yang digunakan berfungsi sebagai unsur gabungan yang merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata yang berimbuhan,maka gabungan kata tersebut ditulis terpisah dan unsur-unsurnya dimulai dengan huruf kapital.Contoh:
·         Mari kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·         Tuhan itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
c.       Jika kata maha berfungsi sebagai unsur gabungan yang merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali kata esa,maka penggabungan kata tersebut ditulis dalam bentuk serangkai.Contoh :
·         Serahkan saja kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
·         Alam ini diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
d.      Bentuk-bentuk kata terikat dari bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pada kata pro, kontra,dan anti  bisa digunakan sebagai bentuk dasar.Contoh :
·         Film itu masih jadi pro dan kontra di Indonesia.
·         Banyak pihak yang menunjukan sikap anti terhadap keputusan itu.
e.       Penggunaan kata tidak sebagai unsur gabungan dalam istilah harus ditulis dalam satu rangkaian bersama dengan bentuk dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika kata tidak tersebut diikuti oleh bentuk berimbuhan, seperti contoh :
·         tidak bersuara
·         taktembus cahaya

3.      Kata ulang

a.      Untuk ketentuan cara pengulangan berdasarkan unsur ,terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :
¯  Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan cara mengulang unsur pertamanya saja, seperti contoh :
·         bapak-bapak
·         berlari-lari
¯  Bentuk ulang gabungan kata yang unsur keduanya berupa adjektiva (kata sifat),maka pengulangannya ditulis dengan cara mengulang unsur pertama atau unsur keduanya dengan makna yang berbeda, seperti contoh :
¯  baju kecil   à  pengulangannya    à        baju kecil-kecil
                                                                                    à        baju-baju kecil
b.      Awalan dan akhiran ditulis dalam satu rangkaian bersama dengan bentuk ulangnya,seperti contoh :
·         keibu-ibuan
·         dilebih-lebihkan
·         perundang-undangan
·         sejujur-jujurnya

4.      Gabungan kata

a.       Unsur  unsur gabungan kata yang lazim disebut dengan kata majemuk. Untuk kata seperti itu harus ditulis secara terpisah, seperti contoh :
·         Terjun payung,tanah air
·         Cantik jelita, gagah perkasa
·         Kapal terbang, kursi malas
b.      Sedangkan penggabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian bisa ditulis dengan caramenambahkan tanda hubung diantara kedua unsurnya. Hal tersebut dilakukan untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Contoh :
·         ibu-bapak kami                              ibu bapak-kami
·         anak-istri ahmad                            anak istri-ahmad
c.       Namun untuk gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar, maka gabungan kata tersebut harus ditulis serangkai. Contoh :
Benar
salah
Acapkali
acap kali
Bilamana
bila mana
Daripada
dari pada
Halalbihalal
halal bihalal
Kacamata
kaca mata
Manakala
mana kala
Sukacita
suka cita
Sediakala
sedia kala
wali kota
walikota



5.      Suku kata

Pemenggalan kata pada kata dasar yang benar dilakukan sebagai berikut :
a.       Apabila di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan ,maka pemenggalannya dilakukan diantara kedua huruf vokal tersebut, seperti contoh :
·         kuah    :           ku-ah
·         buas     :           bu-as
·         sais      :           sa-is
b.      Khusus untuk huruf diftong ai,au, oi tidak bisa dipengal. Contoh :
·         Pantai              :           Pan-tai
·         amboi              :           am-boi
·         Saudara           :           sau-dara
c.       Apabila ditengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) diantara dua buah huruf vokal maka pemenggalannya harus dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut. Contoh :
·         sengau             :           se-ngau
·         kawan             :           ka-wan
·         musyawarah    :           mu-sya-wa-rah
d.      Apabila ditengah-tengah kata dasar ada dua huruf konsonan yang berurutan, maka pemenggalan kata dilakukan diantarakedua huruf konsonan tersebut, seperti contoh :
·         ilham               : il-ham
·         cakram             : cak-ram
·         gandasturi       : gan-das-tu-ri
·         canggih            : cang-gih
·         tampan                        : tam-pan
e.       Namun apabila ditengah-tengah kata dasar terdapat tiga atau lebih huruf konsonan yang masing-masing melambangkan satu bunyi tertentu,maka pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan pada huruf konsonan yang kedua. Contoh :
·         Indra               : in-dra
·         Intra                : in-tra
·         Angkringan     : ang-kri-ngan
Catatan:
Perlu diktahui bahwa gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak bisa dipenggal, seperti contoh :
·         Bangsa      : bang-sa
·         Banyak      : ba-nyak
·         Makhluk    : makh-luk
Pemenggalan kata juga tidak bisa menyebabkan munculnya satu huruf (vokal) di awal atau diakhir baris.Contoh :
·         Setia    : se-tia, bukan se-ti-a
·         Itu       : itu, bukan i-tu
a.       Kemudian, pemenggalan kata dengan awalan, akhiran,atau partikel dilakukan dengan cara memenggal di antara bentuk dasar dan imbuhan atau partkel tersebut. Contoh :
·         Berjualan         :           ber-jual-an
·         Tercanggih      :           ter-canggih
Catatan:
¯  Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pada kata dasarnya.Contoh :
·         Meminum              : me-mi-num
·         Menonton              : Me-non-ton

¯  Akhiran -i tidak dipisahkan pada pergantian baris. Contoh :
·         Gulai                     : gu-lai bukan gu-la-i
·         Menyumpahi         : me-nyum-pa-hi bukan me-nyum-pah-i
¯  Sedangkan untuk pemenggalan kata bersisipan,bisa dilakukan seperti pada kata dasar.Contoh :
·         Gemetar                ge-me-tar
·         Jemari                    je-ma-ri
¯  Selain itu pemenggalan juga tidak dilakuakn pada suku kata yang terdiri atas satu vokal. Contoh :
·         Lima nama dalam pemilihan itu sudah disepakati oleh peserta rapat.
·         Ia sendiri yang mengatakan bahwa ia tidak mau makanan itu.

b.      Apabila sebuah kata terdiri dari dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu bisa digabungkan dengan unsur lainnya, maka pemenggalannya harus dilakukan diantara unsur-unsur itu. Namun harus diingat bahwa tiap-tiap unsur gabungan itu di penggal seperti pada kata dasar.Contoh :
·         Biodata           :           bio-da-ta          atau     bi-o-da-ta
·         Sosiologi         :           sosio-logi         atau     so-si-o-lo-gi
·         Skiofobia         :           skio-fobia        atau     ski-o-fo-bia

c.       Nama orang, badan hukum ,atau nama diri lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih bisa di penggal pada akhir baris di antara unsur –unsurnya (tanpa tanda pisah).Namun untuk unsur nama yang berupa singkatan tidak dipisahkan.



6.      Kata depan

Kata depan di,ke,dan dari ditulis dengan cara terpisah kecuali dalam satu gabungan kata yang sudah biasa dianggap dalam satu kata, seperti pada kata kepada dan daripada.Contoh :
·         Saya ingin sekali bertamasya ke Malang .
·         Sudah lama Iyan berdiri di depan kelas seperti itu.
·         Dian baru saja pulang dari Semarang.

Namun, kata yang tecetak miring di atas, harus disambung untuk kalimat-kalimat di bawah:
·                     Gitar itu sudah dibeli oleh  Hari
·                     Bu Sari menyerahkan kunci rumah itu kepada pemiliknya .

7.      Partikel

a.       Partikel lah,kah,dan tah ditulis dalam satu rangkaian dengan kata yang mendahuluinya. Contoh :
·         Bacalah berita utama di surat kabar itu!
·         Apakah isi dari novel layar terkembang ?
·         Apatah gunanya bermuram durja?

b.      Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh :
·         Mereka pun akhirnya setuju dengan ide kami.
·         Para pelajar pun akhirnya memasuki kelasnya masing-masing.



Catatan:
Namun untuk partikel pun pada gabungan yang sudah kata yang sudah bisaa dianggap dalam satu kata,ditulis dalam satu bersama dengan kata yang mendahuluinya. Contoh:
·         Adapun penyebab dari kebakaran hutan tersebut belum diketahui.
·         Meskipun dalam keadaan sakit, silvia masih bisa mengerjakan tugasnya itu.
c.       Namun untuk partikel per yang berarti ‘demi ‘,’tiap’,atau ‘mulai’,harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh :
·         Harga tiket itu sebesar Rp.350.000 per orang
·         Arman mendapat kenaikan gaji per 1 Februari 2012
·         Mereka mulai memasuki ruang pertemuan satu per satu.

8.      Singkatan dan akronim

Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih .

a.      Penulisan singkatan nama orang,nama gelar,sapaan,jabatan,ataupun pangkat diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu. Contoh :
·         Hj.Tuty Alawiyah       :           Hajjah Tuty Alawiyah
·         Faris R.M.                   :           Faris Rustam Munaf
·         Drg. Parwati                :           dokter gigi Parwati

b.      Untuk penulisan singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf,maka awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak perlu diikuti dengan tanda titik.

Contoh :
·         MPR    : Majelis Permusyawaratan Rakyat
·         OSIS   : Organisasi Siswa Intra Sekolah
·         PPPK  : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
·         BCA    : Bank Central Asia
·         SD       : Sekolah Dasar

c.       Untuk penulisan singkatan dan gabungan kata terbagi menjadi dua cara, sebagai berikut :

¯  Penulisan singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti yaitu dengan menyertakan tanda titik dibelakangnya. Contoh :
·         no.             : nomor
·         yg.             : yang
·         dlm.           : dalam

¯  Sedangkan untuk penulisan singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf,maka penulisannya pun juga diakhiri dengan tanda tiitk. Contoh :
·         Dll.            :dan lain-lain
·         Yth.           :yang terhormat
·         Dsb.           : dan sebagainya

d.      Untuk penulisan singkatan yang merupakan gabungan kata dan terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam kegiatan surat-menyurat), maka masing-masing unsur kata harus diikuti oleh tanda titik. Contoh :
·         a.n.      :atas nama
·         u.p.      :untuk penerima

e.       Sedangkan untuk penulisan lambang kimia, singkatan  satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang,maka tidak perlu diikuti dengan tanda titik. Contoh :
·         km                   : kilometer
·         Rp                   : rupiah
·         Kg                   : kilogram
·         He                   : helium
Akromin merupakan singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata .
a.       Penulisan akromin nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri harus ditulis seluruhnya dengan huruf kapaital tanpa tanda titik. contoh :
·         STNK : Surat Tanda Nomor Kendaraan
·         ABRI  : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
·         GPRS  : General Packet Radio Service
·         KPK    : Komisi Pemberantasan Korupsi

b.      Kemudian untuk penulisan akromin nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal kapital. Contoh :
·         Posyandu        :Pos Pelayanan Terpadu
·         Bulog             :Badan Urusan Logistik
·         Puskesmas       : Pusat Kesehatan Masyarakat

c.       Sedangkan untuk akromin bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih dengan huruf kecil. Contoh :
·         Pemilu : pemilihan umum
·         Raker   : rapat kerja

Catatan:
Apabila Anda ingin membuat singkatan, maka anda harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:
¯  Jumlah suku kata dalam sebuah akromin tidak boleh melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia (tidak lebih dari tiga suku kata).
¯  Akronim kata harus dibentuk mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa Indonesia yang lazim.

9.      Angka dan bilangan
      Penulisan bilangan dapat dinyatakan dalam dua cara dengan angka atau kata. Angka bisa dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
a.       Bilangan di dalam  teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata harus ditulis dengan huruf,kecuali apabila bilangan tersebut dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan. Contoh :
·         Rina dan susi membaca buku itu hingga tiga kali.
·         Dari 89 peserta, 47 peserta memilih arya dan 43 peserta memilih Putra sebagai ketua remaja.
b.   Jika ingin diletakkan pada awal kalimat,maka bilangan tersebut harus ditulis dengan huruf. Apabila lebih dari dua kata,susunan kalimat harus diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu tidak ada pada awal kalimat. Contoh :
·         Sebelas orang pemain dari SMU pembangunan sudah bersiap-siap di lapangan sepak bola.
·         Keluarga pamuji mengundang 350 orang dalam acara pernikahan itu.
c.    Angka yang menunjukan sebuah bilangan utuh dalam jumlah yang besar dapat ditulis angka sebagian supaya lebih mudah dibaca.Contoh :
·         Rumah itu dibeli oleh keluarga Hamid seharga Rp250 juta.
·         Pria itu memiliki kekayaan lebih dari 550 miliar rupiah.
d.                                                Angka bisa digunakan untuk menyatakan (a)ukuran panjang, berat,luas, dan isi; (b) satuan waktu; (c)nilai uang, dan (d) jumlah, seperti contoh :
·         5 kilogram
·         14 sentimeter
·         Rp.1.000.000
e.    Angka juga bisa digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, ataupun kamar, seperti contoh :
·         Rumah wanita itu adalah di Jalan Ireda nomor 45.
·         Kami berdua menginap di hotel Indrayanti kamar nomor 334
·         Artis itu berdiam di apartemen No.6
f.    Angka juga bisa digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci, seperti contoh berikut :
·         Yusuf:14
·         Bab IV,Pasal 3,halaman 241
      Adapun untuk  penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut dibawah ini :
a. Bilangan utuh misalnya :
·         lima belas                    (15)
·         empat puluh                (40)
·         tiga ratus                     (300)
b.Bilangan pecahan, misalnya :
·         Seperempat           ( )
·         Tiga setengah        ( )
c. Untuk penulisan bilangan tingkat bisa dilakukan dengan cara berikut :
·         Sarah anak ke -2 dari pasangan Aryadi Ramlan dan Widuri (huruf dan angka)
·         Teknologi semakin maju pada awal abad ke XX (angka romawi )
d.                  Untuk penulisan bilangan yang mendapat akhiran -an,bisa dilakukan dengan cara, seperti contoh :
·         uang 5000-an
·         gaya 70-an
e.    Bilangan tidak perlu ditulis dalam bentuk angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kwitansi).Contoh :
·         Ada 101 ayam di dalam kantong tersebut.
·         Rumah kami memilki dua belas jam antik.

f.    Namun apabila Anda ingin melambangkan bilangan tersebut dalam angka dan huruf,maka penulisannya harus tepat.Contoh :
·         Bukti pembelian material seharga Rp 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) sudah kami lampirkan dalam laporan pertanggungjawaban.

10.           Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya

      Untuk kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya sedangkan untuk kata ganti -ku, -mu,dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.Hal tersebut bisa  kita lihat  melalui contoh berikut ini :
·         Bukumu baru dipinjam Elika .
·         Kutulis namamu dengan tinta emas .
      Untuk kata ganti -ku, -mu, dan -nya ditulis dengan menggunakan tanda penghubung jika digabungkan dengan singkatan yang diawali dengan huruf besar.Contoh :
·         Siapa yang sudah menemukan KTP-ku ?
·         Kamu meninggalkan SIM-mu di rumah Nita.


11.  Kata si dan sang
      Kata si dan sang harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,seperticontoh :
·      Surat itu tidak pernah sampai kepada si penerima
·      Reza selalu mematuhi perintah sang kakak
      Jika kata-kata itu diperlakukan sebagai unsur nama diri, maka huruf awal pada kata si dan sang harus ditulis dengan huruf kapital. Contoh :
·   Dongeng Si Buta dari Goa Hantu memang sudah terkenal sejak dulu.
·  Hewan-hewan itu bisa tertipu oleh tipu daya Sang Kancil

C.    PENGGUNAAN TANDA BACA

1.      Tanda titik
a.   Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan , seperti contoh :
·         Prastowo sedang belajar mengemudikan mobil.
·         Rudi berhasil lolos ujian tahap pertama
      Namun tanda titik tidak bisa digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.Contoh :
·         Sekolah kami dipimpin oleh Bapak Muhammad Jabir M.A.
·         Galih berkata, ”Sepedaku dibawa Roni.”
b.     Tanda titik juga dipakai dibelakang angka ataupun huruf dalam satu bagan, ikhtisar atau daftar. Contoh:
A.    Pengertian Salat
1.      Shalat Fardhu
1.1.Pengertian Sholat Fardhu
1.2.Rukun Sholat Fardhu
1.3.Syarat Sah Salat Fardhu
c.      Tanda titik juga bisa digunakan untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik yang menunjukan waktu. Contoh :
·         Pukul 07.30.20 (Pukul tujuh lewat tiga puluh menit dua puluh detik)
·         Pukul 03.15.10 (pukul tiga lewat lima belas menit sepuluh detik)

d.     Tanda titik juga bisa dipakai untuk memisahkan angka jam,menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu , seperti contoh :
·         9.30.14 (Sembilan jam,tiga puluh menit empat belas detik)
·         0.0.40 (empat puluh detik)

e.      Tanda titik pun bisa dipakai di dalam penulisan daftar pustaka, yaitu diantara nama penulis ,judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit. Contoh :
·         Hartako, dkk. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

f.      Tanda titik dipakai juga digunakan sebagai pemisah pada bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukan jumlah, seperti contoh :
·         Rumah itu dibeli seharga Rp 125.000.000.
·         Hampir 250.000 jiwa mengungsi di barak-barak pengungsian.



Catatan:
¯  Tanda titik tidak bisa digunakan sebagai pemisah pada bilangan ribuan atau kebalikannya, untuk kata-kata yang tidak menunjukan jumlah,seperti contoh :
·         Perang Diponegoro meletus pada tahun 1925-1930.
·         Para siswa membuka buku halaman 1080.
¯  Tanda titik juga tidak bisa diterapkan dalam akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Contoh:
·         Acara Kunjungan Menteri Negara Lingkungan Hidup
·         Layar Terkembang
·         Wilayah Negara (Bab IX A UUD 1945)
g.     Tanda titik juga tidak boleh digunakan dibelakang nama dan alamat penerima surat, nama dan alamat pengirim surat,dan juga dibelakang tanggal surat.Contoh :
Jakarta ,16 Februari 2012
Kepada
Yth.Manajer Personalia
PT.Dian Pratama Mandiri
Jl.Basuki rahmat No.43
Banyuwangi
h.     Pemisahan bilangan ribuan atau kelipatannya dan desimal. Contoh :
·         Rp 1.500.000

i.     Tanda titik juga dipakai pada penulisan singkatan,contoh :
·         u.b.            (untuk beliau )
·         a.n.                        (atas nama)
·         d.a.                        (dengan alamat)
·         u.p.            (untuk perhatian)

2.      Tanda koma
a.      Tanda koma bisa digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian ataupun pembilangan. Contoh :
·         Ibu ke warung membeli beras,kelapa,tepung terigu,dan sabun cuci.
·         Saya, Luki, Rian, Dian dan Yoga menghadiri pengajian
b.      Tanda koma juga digunakan sebagai pemisah antara kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali,seperti di dalam contoh berikut ini :
·         Dia tidak jadi pergi ke Solo, tetapi ke Surabaya.
·         Saya bukan peyanyi, melainkan  pencipta lagu.
c.       Tanda koma juga bisa digunakan untuk memisahkan antara anak kalimat dengan induk kalimatnya jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya, seperti di dalam contoh berikut ini :
·         Agar bisa lulus ujian,maka kita harus belajar.
·         Karena dia ramah, maka ia disayangi orang.
d.      Tanda koma pun bisa diletakkan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang di awal kalimat,seperti pada kata oleh karena itu, jadi,dengan demikian,sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu. Contoh:
·         Hari ini hujan deras sekali ,sehubungan dengan itu lomba gerak jalan akan ditunda hingga esok hari.
·         Firman memang sudah rajin sejak kecil, oleh karena itu ia bisa sukses hingga sekarang.
e.       Tanda koma juga bisa digunakan untuk memisahkan kata seru, sepertio,ya,wah,aduh,dan kasihan,atau kata-kata lain yang berfungsi sebagai sapaan,seperti Bu,Dik,dan juga Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.Contoh :
·         O,begitu!
·         Dik, titip anak-anak ya.
f.       Tanda koma pun sering digunakan sebagai pemisah dalam petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Contoh:
·         Rima berkata,”Motor saya mogok,Mas.”
g.      Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsungdari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat tersebut, apabila di dalam petikan langsung itu diakhiri dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh:
·         “Kebakaran ,tolong!”teriak pemilik rumah itu .
h.      Selain itu tanda koma juga bisa digunakan diantara (a) nama dan alamat, (b) bagian bagian alamat,(c) tempat dan tanggal,serta (d)nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis secara berurutan. Contoh:
·         Surabaya,10 Februari 2012.
·         Laras tinggal di Jalan Ampera 10, Klaten, Jawa Tengah.
                       i.         Tanda koma juga bisa digunakan sebagai pemisah pada bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh:
·         Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, Jilid III,P.T. al-Ma’rif, Bandung, 1982
·         Munajjid, Muhammad Sholeh, 70 Masalah Shaum dan Rukun-Rukun Seputar Hari Raya, Pustaka Arofah, Solo, 2002.
j.        Tanda koma juga bisa digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki (footnote) atau catatan akhir (endnote). Contoh:
·         Hilman, Hadikusuma,Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung:Alumni,1997),hlm.12.
·         Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
k.      Tanda koma juga bisa digunakan pada penulisan gelar,yaitu diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya. Hal tersebut dilakukan untuk membedakannya dari singkatan namadiri, keluarga, atau marga. Contoh:
·         H. Musthafa Ilmi,S.Ag.
·         Diandra Ayu, M.A
l.        Tanda koma juga bisa dipakai di depan angka desimal atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dalam bentuk angka. Contoh:
·         0,9
·         Rp.600,50
·         15,5 cm
m.    Tanda koma juga bisa digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang memiliki sifat tidak membatasi. Contoh:
Sebagai bahan pertimbangan ,saya lampirkan :
Daftar Riwayat Hidup,
Foto copy ijazah S-1 dan transkrip nilai,
Foto copy sertifikat kursus/pelatihan,
Pas Foto terbaru.
n.      Tanda koma dapat juga digunakan dalam hal untuk meenghindari salah baca/salah  pengertian-di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh:
·         Atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
·         Pada dasarnya, mencegah itu lebih baik daripada mengobati.

3.      Tanda titik koma (;)

a.)    Tanda titik koma dipakai untuk menggantikan kata penghubung dalam kalimat majemuk. Biasanya tanda tersebut digunakan memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara. Contoh:
·         Ibu memasak;bapak bekerja;bayu sedang belajar.
·         Saeful berangkat sekolah; Faris mencuci motor; Andi menjemur pakaian.
b.)    Tanda titik koma juga sering dipakai untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berwujud kelompok kata (frasa). Oleh karena itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan. Contoh:
Isi dari Dekrit tersebut antara lain:
(1)   Pembubaran Konstituante,
(2)   Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950
(3)   Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
c.)    Penulisan tanda titik koma juga bisa digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih jika unsur-unsur setiap bagian tersebut dipisah oleh tanda baca dan kata hubung. Contoh:
·         Resita membeli buku ,pensil dan penggaris;baju, celana, dan kaos; pisang,apel, dan jeruk.
·         Agenda rapat kali ini berhasil membuat keputusan mengenai pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.



4.      Tanda titik dua (:)

a.       Tanda titik dua sering digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti dengan rangkaian atau pemerian. Contoh:
·         Di dapur Elis hanya ditemukan: bawang merah, bawang putih dan garam
·         Feri pergi dengan membawa: pakaian ganti, perlengkapan masak dan obat-obatan.
b.      Tanda titik dua juga sering digunakan sesudah kata atau ungkapan yang membutuhkan pemerian. Contoh:
Susunan Kepanitiaan Lomba Mewarnai Bersama Jawa Pos,
¬  Ketua              :Adetya Preteers
¬  Wakil               :Lucky Fidiantoro
¬  Bendahara       : Rian Novianto
¬  Sekretaris        : Dian Indra
Isi undangan,
¬  Hari                 : Ahad
¬  Tanggal           : 12 September 2015
¬  Pukul               : 19.30
¬  Tempat            : Kafe Taman Anggrek Blok 4
c.       Tanda titik dua pun juga sering digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukan pelaku tertentu dalam sebuah dialog. Contoh:
Sandra             : Oh ,jadi kamu tidak di sana semalam ?
                                                            (sambil menggaruk kepala )
Sunan              : Tidak, aku mengisi pengajian bersama Ustadz
                        Azis.
Sandra             : Terus, siapa yang aku lihat semalam?
d.      Tanda titik pun bisa digunakan di antara (a)  jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kita suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan,serta (d)nama kota dan penerbit buku acuan dalam sebuah karangan. Contoh:
·         Yusuf:14
·         Majalah Gadis, XLIV No. 10/2008: 9
·         Percakapan Bahasa Inggris, Buku Pintar: Yogyakarta



5.      Tanda hubung (-)

a.    Tanda hubung digunakan menyambungkan suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris. Contoh:
·         Wati baru sadar bahwa ia sudah ketinggalan ke-
reta
·         Nino sedang menulis sebuah novel tentang dunia po-
cong
b.      Tanda hubung juga dipakai untuk menyambung awalan degan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris. Contoh:
·         Dia sudah berjalan terlalu jauh sehingga ter-
jatuh karena sudah tidak kuat lagi.
·         Andra berhasil menyelesaikan uji-
an pertamanya.
c.       Tanda hubung juga sering digunakan sebagai tanda sambung dalam unsur-unsur kata ulang. Contoh:
·         Lari-lari
·         Jalan-jalan
·         Berayun-ayun
d.      Tanda hubung juga sering dipakai menyambung bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu. Contoh:
·         b-e-l-a-j-a-r
·         14-8-2009
e.       Tanda hubung juga bisa digunakan untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata ataupun ungkapan dan (b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata. Contoh:
·         ber-adaptasi
·         empat-puluh ribuan (4x10.000)
f.       Tanda hubung juga bisa digunakan untuk membuat suatu rangkaian. Contoh:
·         Se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, contohnya adalah se- Indonesia, se-Amerika
·         Ke- dengan angka, contohnya adalah ke-4, ke-100
·         Angka dengan –an, misalnya angkatan 80-an, tahun 1960-an
·         Kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital, seperti pada kata hari-H dan sinar-X
·         Kata ganti yang berbentuk imbuhan, seperti pada kata ciptaan-Nya dan kepada-Mu
·         Gabungan kata yang merupakan kesatuan, seperti dalam contoh Bandara Soekarno-Hatta.
g.      Tanda hubung bisa digunakan bagi Anda yang ingin merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh:
·         di-smash
·         di-handle
·         di-mark-up


6.      Tanda pisah (–)

a.      Tanda pisah sering digunakan sebagai pembatas dalam penyisipan kata ataupun kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat. Contoh:
·         Hukum itu – harus ditegakkan – tidak boleh memihak kepada siapapun.
b.      Tanda pisah juga selalu digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau tambahan yang membuat kalimat tersebut menjadi lebih jelas. Contoh:
·         Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia – amanat Sumpah Pemuda – harus ditingkatkan
c.       Tanda pisah digunakan diantara dua bilangan, tanggal, atau tempat sehingga nanti akan berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Contoh:
·         Tahun 1945–1965
·         Jakarta – Medan

7.      Tanda tanya (?)

a.    Tanda tanya digunakan pada akhir sebuah kalimat tanya , seperti di dalam contoh berikut ini :
·         Siapakah nama gadis berkerudung merah itu ?
·         Kapankah Pangeran Diponegoro wafat?
b.   Untuk menyatakan sesuatu yang disangsikan,tanda tanya bisa dimasukkan ke dalam tanda kurung. Contoh:
·         Dia seorang koruptor (?)
·         Sepeda roda tiga itu milik daksa belum ditentukan (?) ya

8.      Tanda seru (!)

      Tanda seru sering digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau kalimat perintah yang menggambarkan sebuah kesungguhan,larangan,ketidakpercayaan,permintaan,ataupun emosi yang meluap-luap. Contoh:
·      Pergilah kau !
·      Tolong temani nenekmu di rumah!
·      Jangan membuang sampah sembarangan!
·      Merdeka!

9.      Tanda elipsis (………)

a.    Tanda elipsis digunakan untuk membuat kalimat yang terputus-putus. Contoh:
·         Jika memang seperti itu …,marilah kita cari tanggal baiknya.
·         “kenapa kamu diam? Apakah …, kamu memang pelakunya?”
b.   Tanda elipsis digunakan untuk menunjukan bahwa ada bagian yang dihilangkan dalam suatu kalimat atau naskah. Contoh:
·         Sebab-sebab dari kasus … akan diselidiki oleh pihak yang berwenang.
·         “ternyata dia adalah … sudahlah, mungkin hanya pikiranku saja.” Kata Bayu.
Catatan:
¯  Penulisan tanda elipsis itu harus didahului dan diikuti dengan spasi.
¯  Kemudian, jika igin menghilangkan satu bagian dalam sebuah kalimat, maka perlu dipakai 4 tanda titik, yang terdiri dari: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda titik untuk menandai akhir kalimat.
¯  Tanda elipsis yang digunakan pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi (4 tanda titik digunakan sekaligus), seperti di dalam contoh berikut ini:
Oh, ternyata itu hanya masalahnya ….
Dalam bernyanyi, ekspresi itu sangat diperlukan sekali….

\

10.  Tanda petik ganda( “…….”)

a.      Tanda petik sering digunakan dalam petikan langsung yang berasal dari dialog,naskah,atau bahan tertulis lain. Contoh:
·         Syarif bertanya ,”Apakah kamu libur hari ini ?”
·         Pasal 36 B berbunyi, “Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya”.
b.      Tanda petik ganda juga digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan,atau bab buku yang dipakai dalam sebuah kalimat. Contoh:
·         Buku yang berjudul “3 Pocong Idiot” adalah karya fenomenal dari Ipnu Rinto.
·         Oka sedang membaca “Mengapa Tidak Boleh Gemuk” dari buku berjudul Diet Oke Makan Oke.
c.       Tanda petik ganda juga acapkali digunakan dalam penulisan istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus. Contoh:
·         Setelah membeli saham Bank Danamon,Akbar Kaelola disebut sebagai “the rising star”setelah Chairul Tanjung .

11.  Tanda petik tunggal (‘…...’)

a.       Tanda petik tunggal bisa digunakan dalam penulisan petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Contoh:
·         “Pak, apakah bapak mendengar suara ‘kring ….kring’dari ruang tengah ?”
b.      Tanda petik tunggal pun biasa digunakan untuk menyampaikan makna dari kata atau ungkapan. Contoh:
·         Buah tangan : ‘kenang-kenangan’
·         Keras kepala : ‘bandel’
c.       Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna ,kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing. Contoh:
·         Download                         : ‘unduh’
·         Production house  : ‘ rumah produksi’

12.  Tanda kurung (…)

a.       Tanda kurung sering digunakan dalam penulisan tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh:
·         Pertandingan malam ini adalah PSIM (Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram) melawan persebaya (Persatuan Sepak Bola Surabaya).
b.      Tanda kurung juga bisa digunakan untuk mencantumkan keterangan ataupun penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. Contoh:
·         Untuk lebih jelasnya, silahkan buka halaman 4 (table 10) tentang tingkat kriminalitas di Indonesia.
·         Kami bertiga belajar di Pare (25 km sebelah timur laut kota Kediri).
c.       Tanda kurung digunakan juga untuk mengapit huruf atau kata yang kehadiran dan fungsinya di dalam sebuah teks dapat disembunyikan atau dihilangkan. Contoh:
·         Beberapa waktu yang lalu kami berkunjung ke  (kota) Malang.
·         Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a)
d.      Tanda kurung juga digunakan mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan yang ditulis secara mendatar. Namun jika Anda akan menulis urutan tersebut menurun, maka Anda cukup meggunakan satu kurung saja. Contoh:
·         Untuk membuat sebuah nasi goreng dibutuhkan bahan-bahan seperti (a) bawang merah,(b) bawang putih,(c)cabai merah (d) garam.

13.  Tanda kurungsiku [….]

a.       Tanda kurung siku sering digunakan untuk mengapit huruf,kata atau kelompok sebagai bentuk koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang telah ditulis oleh orang lain. Tanda kurung tersebut berfungsi untuk menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contoh:
·         Ulang tahun [hari kemerdekaan ] Republik Indonesia jatuh pada hari selasa.
·         Galang memberikan sepotong roti [kepada] adiknya.

b.      Tanda kurung siku juga sering digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung. Contoh:
·         Isi dari kedua pendapat ini (pertentangan keduanya dibicarakan di dalam  Bab III [lihat halaman 20-24]) perlu dijabarkan disini.





14.  Tanda garis miring( / )

a.       Tanda garis miring sering digunakan dalam penomoran surat, nomor pada alamat,dan juga dalam penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran. Contoh:
·         Nomor:010/PH/HM/BAKSOS/BEM-FE/VII/2007
·         Jalan Asmarandana IV/B-1
·         Periode 2009/2010
b.      Tanda garis miring juga sering kali digunakan untuk mengganti kata atau, tiap, dan ataupun. Contoh:
·         Paket itu akan dirim melalui darat/udara.
·         Harga sewa rumah itu Rp5.000.000,00/tahun.

15.  Tanda penyingkat atau opostrof

a.       Tanda penyingkat ini digunakan untuk menghilangkan bagian dari kata atupun angka. Contoh:
·         Aditya ‘lah kuberi waktu untuk berpikir ‘(‘lah=telah )
·         Dia lahir pada tahun ’90. (‘90=1990)

16.  Penulisan kata serapan

No
Huruf
Kata Asing
Kata serapan
1
‘(ain Arab)di akhir suku kata menjadi k
Ruku’
Rukuk
2
cc di muka e dan I menjadi ks
Accent
Aksen
3
gh menjadi g
Sorghum
sorgum

        Unsur serapan yang sudah lazim dieja sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, maka tidak perlu lagi diubah.Contoh: kabar
        Meskipun di dalam ejaan yang disempurnakan huruf q dan x sudah diterima sebagai bagian abjad bahasa Indonesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu tetap harus diubah ke dalam bahasaIndonesia sesuai dengan kaidah-kaidah. Kedua huruf tersebut harus dipakai dalam pembedaan nama dan istilah khusus .
        Di samping ketentuan-ketentuan dalam table diatas,berikut ini akandipaparkan tentang beberapa akhiran asing serta penyesuaiannya di dalam bahasa Indonesia. Akhiran tersebut diserap sebagi bagian kata yang utuh,seperti pada kata efektif,dan implementasi diserap secara utuh dismaping kata efek,dan implement.
Berikut beberapa penyesuain akhiran asing dalam bahasa Indonesia

No
Huruf
Kata Asing
Kata Serapan
1
aat (Belanda )menjadi -at
advocaat
Advokat
2
-al (inggris ),eel(Belanda), -aal (belanda )menjadi - al
Structural
normaal
Struktural
normal
3
-or tetap or
Dictator
Diktator











BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
1.      Ragam bahasa formal memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Ragam formal menggunakan kosakata baku dan kalimatnya terstruktur lengkap.Sedangkan Ragam semi formal dan non formal dibedakan oleh pemilihan katanya.
2.      Ejaan adalah suatu keseluruhan sistem penulisan-penulisan bunyi bahasa yang meliputi :
Ø  Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi).
Ø  Ketetapan penulisan satuan-satuan bentuk kata misalnya kata dasar, kata ulang,kata majemuk, dan lain sebagainya.
Ø  Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-baagiannya dengan menggunakan tanda baca.
3.      Ejaan yang disempurnakandapat di bedakan menjadi tiga yaitu :
Ø  Dari segi Pemakaian Huruf
Ø  Dari segi Penulisan Kata
Ø  Dari segi Penggunaan Tanda Baca

3.2.SARAN
1.       Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara dan bahasa Nasional yang berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmiah, untuk itu kiranya adalah suatu keharusan bagi kita semua agar mampu memahami gaya bahasa formal dan non formal serta Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).
2.       Apa yang kita mengerti dan pahami tentang  ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD), sekiranya dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam penulisan karya ilmiah agar bahasa kita ini tidak tercampur dengan kata-kata asing.


                                                                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar