BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki bermacam-macam suku
bangsa dan bahasa. Hal itu juga disertai dengan bermacam-macam suku bangsa yang
memiliki banyak bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Bahasa yang
digunakan juga memiliki karakter berbeda-beda sehingga penggunaan bahasa
tersebut berfungsi sebagai sarana komunikasi dan identitas suatu masyarakat
tersebut.Sebagai makhluk sosial kita tidak bisa terlepas dari berkomunikasi
dengan sesama dalam setiap aktivitas.Apalagi dalam situasi resmi dimana kita
harus menggunakan bahasa formal ketika berbicara.Dalam kehidupan bermasyarakat
sering kita jumpai ketika seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi
pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata
yang kurang tepat ataupun dikarenakan salah paham.
Pemilihan kata yang tepat merupakan
sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.Pilihan kata atau
diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana
efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin
disampaikan.Pemilihan kata tidak hanya digunakan dalam berkomunikasi namun juga
digunakan dalam bahasa tulis (jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan
kata (diksi) mempengaruhi pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang
kita pilih.Selain itu kita juga harus memperhatikan ejaannya.
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi
ujaran, dan bagaimana menghubungkan serta memisahkan lambang-lambang.Secara
teknis, ejaan adalah aturan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur
serapan, dan penulisan tanda baca.Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan
Bahasa Indonesia, ejaan Republik atau ejaan Soewandi.yang berlaku sejak tahun
1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya.
Bahasa Indonesia dalam
sejarah perkembangannya telah menggunakan beberapa ejaan, antara lain ejaan Van
Ophuiysen dan ejaan Soewandi. Akan tetapi, sejak 1972, tepatnya pada 16 Agustus
1972, telah ditetapkan dan diberlakukan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang
diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman
Umum Pembentukan Istilah. Apabila pedoman ini dipelajari dan ditaati maka tidak
akan terjadi kesalahan pengejaan kata.
1.2.
Rumusan Masalah
a. Apa
ciri ragam bahasa formal dan non formal berdasarkan situasi?
b. Bagaimana
contoh kalimat formal dan non formal ?
c. Apa
yang membedakan bahasa formal dan non formal
d. Seperti
apakah aturan Pemakaian huruf yang sesuai dengan EYD ?
e. Bagaimanakah
penulisan huruf yang sesuai dengan EYD ?
f. Bagaimanakah
penggunaan tanda baca yang tepat sesuai dengan EYD?
1.3.Maksud
dan Tujuan
Setelah
membaca bab ini diharapkan pembaca dapat mengetahui, memahami dan menguasai hal
berikut.
1.
Ciri bahasa formal dan non formal
2.
Penggunaan bahasa formal dan non formal
3.
Penggunaan EYD yang baik dan benar
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.BAHASA
FORMAL DAN NON FORMAL
A.
Ciri – Ciri Ragam Bahasa Situasi
a. Formal
Ragam bahasa formal memiliki sifat kemantapan berupa kaidah
dan aturan tetap.Ragam formal menggunakan kosakata baku dan kalimatnya terstruktur
lengkap. Ragam formal digunakan pada situasi resmi atau formal, contoh :
·
Di
kantor
·
Rapat
·
Acara
– acara kenegaraan
·
Wawancara
·
Ilmiah
·
Surat
resmi
·
Makalah
/ Artikel
·
Proposal
·
Laporan
b. Semi Formal dan Non Formal
Ragam semi formal dan non formal dibedakan oleh pemilihan
katanya. Ragam semi formal menggunakan kalimat yang tidak lengkap gramatikalnya
dan kosakata yang dipilih cenderung tidak baku, sedangkan ragam non formal
relatif sama dengan ragam semi formal hanya pilihan katanya lebih luwes atau
bebas. Kata-kata daerah atau gaul dapat digunakan sepanjang masing-masing
penuturnya memahami dan tak terganggu dengan penggunaan kata tersebut.
Penggunaan Ragam Bahasa Semi Formal dan Non Formal :
·
Santai
·
Akrab
·
Keluarga
·
Sekolah
·
Teman
·
Harian
B. Ciri
Kalimat Formal
Kalimat yang berciri
formal ditandai oleh beberapa ciri.
1. Ciri
pertama adalah kelengkapan unsur wajib, sehingga memenuhi kelengkapan isi
proposisi. Contoh:
·
Mocliono (l989) menyatakan bahwa bahasa ilmiah
itu lugas dan eksak serta menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam
pengungkapan .(Benar)
·
Menurut Moeliono (1989) menyatakan bahwa bahasa
ilmiah lugas I dan eksak serta menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam
pengungkapan.(Tidak Benar )
2.
Ciri kedua adalah ketepatan penggunaan kata fungsi atau
kata tugas, yaitu kata yang berfungsi atau bertugas menandai fungsi dan
hubungan unsur kalimat.
Contoh
yang salah:
·
Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan
pengabdian pada masyarakat
·
Penggunaan urea tablet ternyata lebih hemat dari
urea tabor.
·
Buat petani daerah ini, saluran irigasi
merupakan prasarana pertanian yang sangat berarti.
Contoh
yang benar:
·
Setiap perguruan tinggi wajib melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat.
·
Penggunaan urea tablet ternyata lebih hemat
daripada urea tabur.
·
Bagi petani daerah ini, saluran irigasi
merupakan prasarana pertanian yang sangat berarti.
3. Ciri
ketiga adalah isinya yang mantiki. Kalimat yang berciri formal berfungsi
sebagai alat pengungkap penalaran. Kalimat yang mampu berfungsi sebagai alat
pengungkap penalaran itu disebut kalimat bernalar.
Contoh yang salah:
·
Kedudukan pengajaran berbicara tidak sama dengan
pokok bahasan lain, yaitu seperti pada membaca, kosa kata, struktur, pragmatik,
maupun apresiasi bahasa dan sastra lndonesia.
Contoh:benar
:
·
Kedudukan pengajaran berbicara tidak sama dengan
kedudukan pengajaran yang lain: membaca, kosa kata, struktur, pragmatik, dan
apresiasi bahasa dan sastra Indonesia.
4. Ciri
keempat adalah tampilan esei formal. Ciri itu menuntut pengungkapan gagasan
secara utuh dalam bentukkalimat. Potongan-potongan gagasan dalam kalimat
diintegrasikan secara langsung dalam kalimat.
contoh tampilan esei
non formal :
·
Dongeng berdasarkan isinya dapat dibedakan:
ð Fable
ð Legend
ð Mite
ð Sage
ð Penggeli
hati
Contoh tampilan esei formal :
·
Dongeng berdasarkan isinya dapat dibedakan atas
lima kategori, yakni fabel,legende, mite, sage, dan penggeli hati.
Tampilan esei formal tidak hanya ditampakkan pada tataan
unsur-unsur kalimat, tetapi juga ditampakkan pada penempatan kalimat dalam
konteks kalimat-kalimat yang lain dalam rangka membentuk teks.
C. Ciri
yang Membedakan Ragam Formal Dari Ragam Non Formal
1. Penggunaan
kata sapaan dan kata ganti
2. Penggunaan
kata tertentu
3. Penggunaan
kata imbuhan
4. Penggunaan
konjungsi
5. Penggunaan
fungsi bahasa yang lengkap
2.2.EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
Ejaan adalah suatu keseluruhan sistem penulisan –penulisan
bunyi bahasa yang meliputi:
a. Perlambangan
fonem dengan huruf (tata bunyi).
b. Ketetapan
penulisan satuan-satuan bentuk kata misalnya kata dasar,kata ulang,kata majemuk,dan
lain sebagainya.
c. Ketetapan
cara menulis kalimat dan bagian-baagiannya dengan menggunakan tanda baca.
Ejaan yang disempurnakan (EYD )merupakan penyempurnaan dari
ejaan-ejaan sebelumnya.EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati
HUT Kemerdekaan RI XXVII,17 Agustus 1972.Kemudian dikukuhkan dalam Surat
Keputusan Presiden No.57 tahun 1972.EYD ini hasil kerja panitia Ejaan Bahasa
Indonesia yang dibentuk pada tahun 1966.
A.
Pemakaian
Huruf
1.
Huruf abjad
Abjad
yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang
A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T,U,V,W,X,Y,Z.
2. Huruf vokal
Huruf
yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan
u.
3.
Huruf konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan
dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, e, f, g, h, i, j, k,
l, m, n, o, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
4.
Huruf diftong
Huruf diftong atau vokal ganda
adalah huruf yang terjadi jika ada dua huruf vokal yang berurutan.Kedua huruf
vokal tersebut harus berada di dalam satu suku kata dan menciptakan bunyi
luncuran (bunyi yang berubah kualitasnya).Bunyi luncuran tersebut sama dengan
lafal bunyi aslinya.
Dalam
kamus bahasa Indonesia ada tiga huruf diftong, yaitu sebagai berikut :
·
Ai
·
Au
·
Oi
Adapun
contoh penggunaannya :
·
Pantai
·
Pulau
·
Amboi
5.
Gabungan Huruf Konsonan
Penggabungan
dua huruf konsonan,maka akan menghasilkan bunyi satu huruf konsonan seperti :
·
Sy
·
Kh
·
Ng
·
Ny
Adapun contoh
penggunaannya :
·
Syarat
·
Khusus
·
Ngilu
·
Nyata
6.
Huruf
Kapital
Ada
beberapa cara penulisan huruf kapital dalam pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu
sebagai berikut di bawah ini:
a. Huruf
kapital (huruf besar) dipakai untuk pertama kata pada awal kalimat,sebagai
berikut ini:
·
Dia datang ke rumah kemarin sore.
·
Perempuan berkerudung itu sedang
menjahit baju
b. Huruf
kapital juga digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung,sebagai contohnya:
·
Shodiq bertanya,”Siapakah nama adikmu?”
c. Huruf
kapital juga dipakai sebagai huruf pertama dalam kata ataupun ungkapan yang
berkaitan dengan agama,kitab suci,dan Tuhan. Huruf kapital pun digunakan untuk
penulisan kata ganti untuk Tuhan. Contoh:
·
Islam
·
Qur’an
·
Yang Maha Esa
Adapun untuk penulisan
gelar kehormatan,penulisan huruf kapital terbagi menjadi dua,yaitu:
a. Huruf
kapital selalu digunakan sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan,keturunan,dan juga keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh:
·
Nabi Muhammad
·
Haji Muhammad Ikhsanudin
b. Sebaliknya,
huruf kapital tidak perlu digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan,dan keagamaaan yang tidak diikuti nama orang,seperti contoh di bawah
ini :
·
Dua bulan yang lalu,dia baru saja naik haji.
Adapun untuk penulisan
jabatan ,juga terbagi menjadi tiga cara sebagai berikut:
a. Huruf
kapital digunakan unutk penulisan huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti
nama orang,nama instansi atau pun nama tempat yang digunakan sebagai pengganti
nama orang tertentu, sebagaimana terdapat dalam contoh berikut :
·
Wakil Presiden Jusuf Kalla
·
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
b. Huruf
kapital tidak perlu digunakan dalam penulisan huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi,atau nama tempat
tertentu,sebagaimana terdapat dalam contoh berikut ini :
·
Berapa bupati yang hadir dalam rapat
pembahasan anggaran itu ?
·
Banyak camat yang tidak hadir dalam
rapat pembahasan anggaran itu.
c. Huruf
kapital pun bisa digunakan sebagai huruf pertama nama jabatan ataupun nama
instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya. Sebagaimana terdapat dalam
contoh berikut ini :
·
Pameran itu dibuka langsung oleh Bupati
Bantul.
·
Acara tersebut memang sudah direncanakan
oleh Departemen Agama.
Untuk penulisan nama
dengan huruf kapital terbagi menjadi dua,sebagaimana contoh berikut ini:
a. Huruf
kapital selalu digunakan sebagai huruf pertama nama orang, sebagaimana contoh
berikut ini:
·
Soekarno
·
Chairul Tanjung
Meskipun demikian ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan nama orang,yaitu sebagai
berikut :
a. Huruf
kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada kata de,van,dan der.Kata von biasa terdapat di dalam nama Jerman,da yang biasa terdapat di dalam nama
Portugal serta der yang biasanya kita
jumpai di nama Belanda.Contoh:
·
Antonie van Diemen adalah Gubernur-Jenderal
Hindia yang memerintah antara tahun 1636-1645.
·
Candido de Oliveira adalah salah
satu pemain andalan tim nasional
Portugal.
b. Huruf
kapital juga tidak boleh digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau
binti. Misalnya :
·
Marwah binti Marwan Ali
·
Akbar Kaelola bin Abdi Wiyono
c. Huruf
kapital juga bisa digunakan untuk penulisan huruf pertama singkatan nama orang
yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Contoh:
·
Newton
·
Pascal
·
Watt
d. Huruf
kapital tidak boleh dipakai sebagainama jenis atau satuan ukuran. Misalnya:
·
mesin diesel
·
1 volt
Sedangkan untuk penulisan nama suku
bangsa, terbagi menjadi :
a. Huruf
kapital bisa digunakan dalam penulisan huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa. Contoh:
·
Saya suka pelajaran bahasa Indonesia.
b. Huruf
kapital tidak digunakan untuk penulisan huruf pertama nama bangsa,suku,dan
bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan. Contoh:
·
Kejawa –jawaan
·
Kesunda-sundaan
c. Huruf
kapital bisa juga digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
hari raya. Contoh:
·
Idul Fitri
·
Tahun Hijriah
d.
Selain itu ,huruf kapital juga bisa
digunakan sebagai huruf pertama sebuah peristiwa yang memang sudah diabadikan
oleh sejarah. Contoh:
·
Perang Dunia
·
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Untuk menulis unsur-unsur dalam geografi,terbagi
menjadi beberapa cara yaitu:
a. Huruf
kapital pun juga bisa digunakan penulisan huruf pertama unsur nama geografi,sebagai
contohnya adalah :
·
Jawa Tengah
·
Jawa Timur
b. Huruf
kapital pun juga bisa dipakai untuk menulis huruf pertama dari unsur nama
geografi yang diikuti nama diri geografi,seperti dalam contoh berikut ini :
·
Terusan Suez
·
Lembah Baliem
c. Huruf
kapital juga bisa digunakan untuk menulis huruf pertama nama diri atau nama
diri geografi apabila kata yang mendahuluinya menggambarkan sebuah kekhasan
budaya.Contoh :
·
Batik Jogja
·
Asinan Bogor
d. Huruf
kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama unsur geograf yang tidak diikuti
oleh nama geografinya, seperti contoh berikut ini :
·
Pergi ke teluk
·
Menyeberangi selat
e. Huruf
kapital juga tidak digunakan untuk penulisan huruf pertama dari nama geografi
yang digunakan sebagai penjelas nama jenisnya.Seperti contoh berikut :
·
Pisang ambon
·
Kunci inggris
Adapun untuk penulisan
unsur resmi kenegaraan,terbagi menjadi dua cara yaitu :
a. Huruf
kapital bisa diterapkan dalam penulisan huruf pertama semua unsur resmi
negara,lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,badan,nama dokumen resmi.Namun ketentuan
tersebut tidak berlaku untuk penulisan kata tugas, seperti dan,oleh,atau,dan untuk .Contoh :
·
Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 0543a/U/1987
·
Dewan Perwakilan Rakyat
·
Republik Rakyat Cina
b. Namun
sebaliknya,penulisan huruf kapital tidak diperbolehkan pada huruf pertama kata
yang bukan nama resmi negara,lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,badan, dan
nama dokumen resmi. Contoh:
·
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
·
menjadi sebuah republik
Namun ketentuan di atas
tidak berlaku jika yan dimaksud adalah nama resmi negara ,lembaga resmi
,lembaga ketatanegaraan ,badaan ,dan dokumen resmi pemerintah dari Negara
tertentu, misalnya Indonesia ,seperti contoh berikut :
·
Surat itu telah ditandatangani Direktur
·
Tahun ini Departemen Pajak sedang
menelaah masalah iu
·
Rencana renovasi toilet tersebut belum
disetujui Pemerintah
Huruf kapital juga
sering dipakai sebagai huruf pertama pada setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang ada pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan dokumen
resmi ataupun pada judul suatu karangan,
seperti contoh dibawah ini:
·
Perserikatan Bangsa-Bangsa
·
Undang-Undang Dasar 1945
Huruf kapital juga
biasa digunakan sebagai huruf pertama pada semua kata (termasuk semua unsur
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar dan makalah,namun
tidak untuk kata tugas seperti di, ke,
dari,dan, yang,dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal kalimat,sebagaimana di dalam contoh berikut ini
:
·
Bukhori sedang membaca buku 3 Pocong
Idiot
·
Keluarga kami memang sudah lama
berlangganan harian Jawa Pos
Huruf kapital pun juga
bisa dipakai untuk menulis huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,dan
sapaan yang digunakan dengan nama diri,seperti contoh berikut :
·
K.H.Faris Albar (doctor)
·
Sdr. Nino Satria (saudara)
·
Lucky Fidiatoro S.E. (sarjana ekonomi)
Dalam menggambarkan
hubungan kekerabatan,ada dua ketentuan
penulisan huruf kapital.
a. Huruf
kapital jugaa bisa dipakai sebagi huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan,seperti pada bapak,ibu,saudara,kakak, adik, dan paman,yang
digunakan dalam penyapaan atau pengacuan,seperti contoh berikut :
·
Aditya bertanya ,”Siapakah nama lelaki
itu,Bu?”
b. Huruf
kapital tidak bisa digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan ataupun penyapaan, seperti
contoh berikut :
·
Sebagai kakak dan adik,kita tidak boleh
bertengkar seperti ini.
·
Sudah sewajarnya bila kita menghormati
bapak dan ibu kita.
c. Huruf
kapital pun juga dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan, seperti contoh berikut :
·
Apakah Anda sudah makan ?
7.
Huruf
Miring
Huruf
miring adalah huruf yang sengaja ditulis miring agar terlihat berbeda dengan
kata-kata lainnya.
Beberapa keterangan
mengenai penulisan huruf miring tersebut :
a. Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan,sebagai contohnya adalah sebagai berikut:
·
Pria itu selalu menikmati pagi harinya
dengan membaca Media Indonesia .
·
Saya begitu menikmati cerita yang
terdapat dalam novel 3 Pocong Idiot.
b. Huruf
miring dalam cetakan juga sering digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf,bagian kata, atau kelompok kata tertentu, seperti contoh berikut :
·
Dia bukanlah mencuri tapi dicuri.
·
Huruf kedua di dalam abjad Indonesia
adalah b.
Huruf miring juga bisa
digunakan untuk penulisan ungkapan yang terbagi menjadi dua ketentuan, yaitu
sebagai berikut :
a. Huruf
miring dalam cetakan digunakan untuk menuliskan kata ataupun ungkapan yang
bukan bahasa Indonesia, seperti contoh berikut :
·
Adele adalah salah satu artis yang
berhasil meraih penghargaan di acara Grammy
Awards 2012.
Namun,ungkapan asing yang sudah diserap
ke dalam bahasa Indonesia, maka penulisannya pun diperlakukan sebagai kata
Indonesia. Contoh:
·
Negara tersebut sudah beberapa kali
mengalami kudeta.
·
Korps
diplomatik mendapatkan perlakuan yang berbeda.
8.
Huruf
Tebal
Ketentuan
mengenai penggunaan huruf tebal dalam cetakan yang perlu kita ketahui :
a. Huruf
tebal dalam cetakan bisa digunakan untuk menuliskan judul buku,bab, bagian bab,
daftar isi,daftar table, daftar pustaka, indeks dan juga lampiran, seperti
contoh berikut:
Judul : Dasar
Hukum dan Hikmah Puasa Ramadhan
Bab : Bab 1
Shaum Ramadan
Bagian Bab : A. Pengertian
Shaum
:
B. Hukum Shaum
b. Namun
sebaliknya,huruf tebal tidak bisa digunakan di dalam cetakan yang bertujuan
untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,bagiankata,kata, atau kelompok kata;
untuk keperluan itu,sebaiknya digunakan huruf miring, seperti contoh berikut :
·
Sholeh tidak mungkin membohongimu.
·
Awalan ter bisa diartikan paling.
·
Penggabungan kata rumah sakit seharusna ditulis terpisah.
Contoh
yang seharusnya :
·
Sholeh tidak mungkin membohongimu.
·
Awalan ter bisa diartikan paling.
·
Penggabungan kata rumah sakitseharusna ditulis terpisah.
c. Huruf
tebal dalam cetakan kamus digunakan untuk menuliskan lema (entri)dan sublema
(subentri)serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi,
seperti contoh berikut :
·
cabik a koyak (robek,sobek) panjang ;
·
ca.bik-ca’bik
a
koyak-koyak, robek-robek, sobek-sobek, suwir-suwir (tt benda-benda tipis
seperti kain, kertas, daun): bajunya~;
·
men.ca.bik
v
menarik kuat-kuat sehingga koyak (robek, sobek); mengoyak; merobek; menyobek;
B.
Penulisan
Kata
1.
Kata dasar
Kata dasar merupakan
kata yang ditulis dalam satu kesatuan,sebagai contohnya adalah sebagai berikut:
·
Endri mendatangi pesta ulang tahun
temannya.
·
Rian sangat menginginkan kemeja itu.
·
Kantor pos sudah penuh dengan orang.
2. Kata turunan
a.
Ketentuan-ketentuan pemberian
imbuhan
¯ Imbuhan
baik yang berupa awalan, sisipan,akhiran ditulis dalam satu rangkaian bersama bentuk
dasarnya. Contoh :
·
dibeli
·
kunjungan
·
gemetar
¯ Sebuah
imbuhan harus dirangkaikan dengan tanda hubung apabila imbuhan tersebut
ditambahkan pada bentuk singkatan atau kata dasar yang bukan bahasa Indoneia. Contoh
:
·
di-PHK
·
me-recall
b. Apabila
bentuk dasarnya berupa gabungan kata,maka awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Contoh:
·
bertepuk tangan
·
beradu pandang
c.
Apabila bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat
awalan dan akhiran sekaligus,maka unsur gabungan kata tersebut ditulis
serangkai.Contoh :
·
dilipatgandakan
·
menyebarluaskan
·
menggarisbawahi
d.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai
dalam satu kombinasi, maka gabungan kata itu ditulis dalam satu rangkaian.
Contoh:
·
antarkota
·
adipati
·
mahasiswa
·
pramuniaga
Namun ada beberapa ketentuan,sebagai
berikut:
a. Apabila
bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya berupa huruf kapital, maka
diantara kedua unsur itu dihubungkan dengan tanda hubung ( - ) digunakan. Contoh
:
·
pro-Barat
·
non-Indonesia
b.
Apabila jika kata maha yang digunakan
berfungsi sebagai unsur gabungan yang merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh
kata yang berimbuhan,maka gabungan kata tersebut ditulis terpisah dan unsur-unsurnya
dimulai dengan huruf kapital.Contoh:
·
Mari kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
·
Tuhan itu Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang.
c.
Jika kata maha berfungsi sebagai
unsur gabungan yang merujuk kepada Tuhan dan diikuti oleh kata dasar, kecuali
kata esa,maka penggabungan kata tersebut ditulis dalam bentuk serangkai.Contoh
:
·
Serahkan saja kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
·
Alam ini diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa.
d.
Bentuk-bentuk kata terikat dari
bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti pada kata pro,
kontra,dan anti bisa digunakan sebagai bentuk
dasar.Contoh :
·
Film itu masih jadi pro dan kontra di
Indonesia.
·
Banyak pihak yang menunjukan sikap anti
terhadap keputusan itu.
e.
Penggunaan kata tidak sebagai unsur
gabungan dalam istilah harus ditulis dalam satu rangkaian bersama dengan bentuk
dasar yang mengikutinya, tetapi ditulis terpisah jika kata tidak tersebut
diikuti oleh bentuk berimbuhan, seperti contoh :
·
tidak
bersuara
·
taktembus
cahaya
3. Kata ulang
a.
Untuk ketentuan cara pengulangan
berdasarkan unsur ,terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :
¯ Bentuk
ulang gabungan kata ditulis dengan cara mengulang unsur pertamanya saja,
seperti contoh :
·
bapak-bapak
·
berlari-lari
¯ Bentuk
ulang gabungan kata yang unsur keduanya berupa adjektiva (kata sifat),maka
pengulangannya ditulis dengan cara mengulang unsur pertama atau unsur keduanya
dengan makna yang berbeda, seperti contoh :
¯ baju
kecil à pengulangannya à baju kecil-kecil
à baju-baju
kecil
b.
Awalan dan akhiran ditulis dalam
satu rangkaian bersama dengan bentuk ulangnya,seperti contoh :
·
keibu-ibuan
·
dilebih-lebihkan
·
perundang-undangan
·
sejujur-jujurnya
4. Gabungan kata
a. Unsur unsur gabungan kata yang lazim disebut dengan
kata majemuk. Untuk kata seperti itu harus ditulis secara terpisah, seperti
contoh :
·
Terjun payung,tanah air
·
Cantik jelita, gagah perkasa
·
Kapal terbang, kursi malas
b. Sedangkan
penggabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian bisa ditulis
dengan caramenambahkan tanda hubung diantara kedua unsurnya. Hal tersebut
dilakukan untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Contoh :
·
ibu-bapak kami ibu bapak-kami
·
anak-istri ahmad anak istri-ahmad
c. Namun
untuk gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar, maka gabungan kata tersebut
harus ditulis serangkai. Contoh :
Benar
|
salah
|
Acapkali
|
acap kali
|
Bilamana
|
bila
mana
|
Daripada
|
dari
pada
|
Halalbihalal
|
halal
bihalal
|
Kacamata
|
kaca
mata
|
Manakala
|
mana
kala
|
Sukacita
|
suka
cita
|
Sediakala
|
sedia
kala
|
wali kota
|
walikota
|
5.
Suku
kata
Pemenggalan kata pada kata dasar yang
benar dilakukan sebagai berikut :
a.
Apabila di tengah kata terdapat huruf
vokal yang berurutan ,maka pemenggalannya dilakukan diantara kedua huruf vokal
tersebut, seperti contoh :
·
kuah : ku-ah
·
buas : bu-as
·
sais : sa-is
b.
Khusus untuk huruf diftong ai,au, oi
tidak bisa dipengal. Contoh :
·
Pantai : Pan-tai
·
amboi : am-boi
·
Saudara : sau-dara
c.
Apabila ditengah kata dasar terdapat
huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) diantara dua buah huruf vokal
maka pemenggalannya harus dilakukan sebelum huruf konsonan tersebut. Contoh :
·
sengau : se-ngau
·
kawan : ka-wan
·
musyawarah : mu-sya-wa-rah
d.
Apabila ditengah-tengah kata dasar ada
dua huruf konsonan yang berurutan, maka pemenggalan kata dilakukan diantarakedua
huruf konsonan tersebut, seperti contoh :
·
ilham :
il-ham
·
cakram :
cak-ram
·
gandasturi : gan-das-tu-ri
·
canggih :
cang-gih
·
tampan :
tam-pan
e.
Namun apabila ditengah-tengah kata dasar
terdapat tiga atau lebih huruf konsonan yang masing-masing melambangkan satu
bunyi tertentu,maka pemenggalannya dilakukan di antara huruf konsonan yang
pertama dan pada huruf konsonan yang kedua. Contoh :
·
Indra :
in-dra
·
Intra :
in-tra
·
Angkringan : ang-kri-ngan
Catatan:
Perlu diktahui bahwa gabungan huruf
konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak bisa dipenggal, seperti contoh :
·
Bangsa :
bang-sa
·
Banyak :
ba-nyak
·
Makhluk :
makh-luk
Pemenggalan kata juga tidak bisa
menyebabkan munculnya satu huruf (vokal) di awal atau diakhir baris.Contoh :
·
Setia :
se-tia, bukan se-ti-a
·
Itu :
itu, bukan i-tu
a.
Kemudian, pemenggalan kata dengan
awalan, akhiran,atau partikel dilakukan dengan cara memenggal di antara bentuk dasar
dan imbuhan atau partkel tersebut. Contoh :
·
Berjualan : ber-jual-an
·
Tercanggih : ter-canggih
Catatan:
¯ Pemenggalan
kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami perubahan dilakukan seperti pada
kata dasarnya.Contoh :
·
Meminum :
me-mi-num
·
Menonton : Me-non-ton
¯ Akhiran
-i tidak dipisahkan pada pergantian baris. Contoh :
·
Gulai :
gu-lai bukan gu-la-i
·
Menyumpahi : me-nyum-pa-hi bukan me-nyum-pah-i
¯ Sedangkan
untuk pemenggalan kata bersisipan,bisa dilakukan seperti pada kata dasar.Contoh
:
·
Gemetar ge-me-tar
·
Jemari je-ma-ri
¯ Selain
itu pemenggalan juga tidak dilakuakn pada suku kata yang terdiri atas satu
vokal. Contoh :
·
Lima nama dalam pemilihan itu sudah disepakati oleh peserta rapat.
·
Ia sendiri yang mengatakan bahwa ia
tidak mau makanan itu.
b.
Apabila sebuah kata terdiri dari dua
unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu bisa digabungkan dengan unsur
lainnya, maka pemenggalannya harus dilakukan diantara unsur-unsur itu. Namun
harus diingat bahwa tiap-tiap unsur gabungan itu di penggal seperti pada kata
dasar.Contoh :
·
Biodata : bio-da-ta atau bi-o-da-ta
·
Sosiologi : sosio-logi atau so-si-o-lo-gi
·
Skiofobia : skio-fobia atau ski-o-fo-bia
c.
Nama orang, badan hukum ,atau nama diri
lain yang terdiri atas dua unsur atau lebih bisa di penggal pada akhir baris di
antara unsur –unsurnya (tanpa tanda pisah).Namun untuk unsur nama yang berupa
singkatan tidak dipisahkan.
6.
Kata
depan
Kata depan di,ke,dan
dari ditulis dengan cara terpisah
kecuali dalam satu gabungan kata yang sudah biasa dianggap dalam satu kata, seperti
pada kata kepada dan daripada.Contoh :
·
Saya ingin sekali bertamasya ke Malang .
·
Sudah lama Iyan berdiri di depan kelas seperti itu.
·
Dian baru saja pulang dari Semarang.
Namun, kata yang
tecetak miring di atas, harus disambung untuk kalimat-kalimat di bawah:
·
Gitar itu sudah dibeli oleh Hari
·
Bu Sari menyerahkan kunci rumah itu kepada pemiliknya .
7.
Partikel
a.
Partikel lah,kah,dan tah ditulis
dalam satu rangkaian dengan kata yang mendahuluinya. Contoh :
·
Bacalah
berita utama di surat kabar itu!
·
Apakah
isi dari novel layar terkembang ?
·
Apatah
gunanya bermuram durja?
b.
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contoh :
·
Mereka pun akhirnya setuju dengan ide
kami.
·
Para pelajar pun akhirnya memasuki
kelasnya masing-masing.
Catatan:
Namun
untuk partikel pun pada gabungan yang
sudah kata yang sudah bisaa dianggap dalam satu kata,ditulis dalam satu bersama
dengan kata yang mendahuluinya. Contoh:
·
Adapun
penyebab dari kebakaran hutan tersebut belum diketahui.
·
Meskipun
dalam keadaan sakit, silvia masih bisa mengerjakan tugasnya itu.
c.
Namun untuk partikel per yang berarti ‘demi ‘,’tiap’,atau ‘mulai’,harus ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya. Contoh :
·
Harga tiket itu sebesar Rp.350.000 per
orang
·
Arman mendapat kenaikan gaji per 1
Februari 2012
·
Mereka mulai memasuki ruang pertemuan satu
per satu.
8.
Singkatan
dan akronim
Singkatan adalah bentuk singkat yang
terdiri atas satu huruf atau lebih .
a. Penulisan
singkatan nama orang,nama gelar,sapaan,jabatan,ataupun pangkat diikuti dengan
tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu. Contoh :
·
Hj.Tuty Alawiyah : Hajjah Tuty Alawiyah
·
Faris R.M. : Faris
Rustam Munaf
·
Drg. Parwati : dokter
gigi Parwati
b.
Untuk penulisan singkatan nama resmi
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf,maka awal kata ditulis dengan
huruf kapital dan tidak perlu diikuti dengan tanda titik.
Contoh
:
·
MPR :
Majelis Permusyawaratan Rakyat
·
OSIS :
Organisasi Siswa Intra Sekolah
·
PPPK :
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
·
BCA :
Bank Central Asia
·
SD :
Sekolah Dasar
c.
Untuk penulisan singkatan dan gabungan
kata terbagi menjadi dua cara, sebagai berikut :
¯ Penulisan
singkatan kata yang berupa gabungan huruf diikuti yaitu dengan menyertakan
tanda titik dibelakangnya. Contoh :
·
no. : nomor
·
yg. : yang
·
dlm. :
dalam
¯ Sedangkan
untuk penulisan singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf,maka
penulisannya pun juga diakhiri dengan tanda tiitk. Contoh :
·
Dll. :dan
lain-lain
·
Yth. :yang
terhormat
·
Dsb. :
dan sebagainya
d.
Untuk penulisan singkatan yang merupakan
gabungan kata dan terdiri atas dua huruf (lazim digunakan dalam kegiatan
surat-menyurat), maka masing-masing unsur kata harus diikuti oleh tanda titik. Contoh
:
·
a.n. :atas
nama
·
u.p. :untuk
penerima
e.
Sedangkan untuk penulisan lambang kimia,
singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang,maka tidak perlu diikuti dengan tanda titik. Contoh :
·
km :
kilometer
·
Rp :
rupiah
·
Kg :
kilogram
·
He :
helium
Akromin merupakan
singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata .
a.
Penulisan akromin nama diri yang berupa
gabungan huruf awal unsur-unsur nama diri harus ditulis seluruhnya dengan huruf
kapaital tanpa tanda titik. contoh :
·
STNK :
Surat Tanda Nomor Kendaraan
·
ABRI :
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
·
GPRS :
General Packet Radio Service
·
KPK :
Komisi Pemberantasan Korupsi
b. Kemudian
untuk penulisan akromin nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis
dengan huruf awal kapital. Contoh :
·
Posyandu :Pos Pelayanan Terpadu
·
Bulog :Badan Urusan Logistik
·
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
c. Sedangkan
untuk akromin bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih
dengan huruf kecil. Contoh :
·
Pemilu : pemilihan umum
·
Raker :
rapat kerja
Catatan:
Apabila Anda ingin
membuat singkatan, maka anda harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:
¯
Jumlah suku kata dalam sebuah akromin
tidak boleh melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia (tidak
lebih dari tiga suku kata).
¯
Akronim kata harus dibentuk mengindahkan
keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata bahasa
Indonesia yang lazim.
9. Angka dan bilangan
Penulisan bilangan dapat dinyatakan dalam dua cara dengan angka
atau kata. Angka bisa dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
a. Bilangan
di dalam teks yang dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata harus ditulis dengan huruf,kecuali apabila bilangan
tersebut dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau paparan. Contoh
:
·
Rina dan susi membaca buku itu hingga
tiga kali.
·
Dari 89 peserta, 47 peserta memilih arya
dan 43 peserta memilih Putra sebagai ketua remaja.
b. Jika ingin diletakkan pada awal kalimat,maka bilangan
tersebut harus ditulis dengan huruf. Apabila lebih dari dua kata,susunan
kalimat harus diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan huruf itu
tidak ada pada awal kalimat. Contoh :
·
Sebelas orang pemain dari SMU
pembangunan sudah bersiap-siap di lapangan sepak bola.
·
Keluarga pamuji mengundang 350 orang
dalam acara pernikahan itu.
c. Angka yang menunjukan sebuah bilangan utuh
dalam jumlah yang besar dapat ditulis angka sebagian supaya lebih mudah dibaca.Contoh
:
·
Rumah itu dibeli oleh keluarga Hamid
seharga Rp250 juta.
·
Pria itu memiliki kekayaan lebih dari
550 miliar rupiah.
d. Angka
bisa digunakan untuk menyatakan (a)ukuran panjang, berat,luas, dan isi; (b)
satuan waktu; (c)nilai uang, dan (d) jumlah, seperti contoh :
·
5 kilogram
·
14 sentimeter
·
Rp.1.000.000
e. Angka juga bisa digunakan untuk melambangkan
nomor jalan, rumah, apartemen, ataupun kamar, seperti contoh :
·
Rumah wanita itu adalah di Jalan Ireda
nomor 45.
·
Kami berdua menginap di hotel Indrayanti
kamar nomor 334
·
Artis itu berdiam di apartemen No.6
f. Angka juga bisa digunakan untuk menomori
bagian karangan atau ayat kitab suci, seperti contoh berikut :
·
Yusuf:14
·
Bab IV,Pasal 3,halaman 241
Adapun untuk penulisan bilangan dengan huruf dilakukan
sebagai berikut dibawah ini :
a. Bilangan
utuh misalnya :
·
lima belas (15)
·
empat puluh (40)
·
tiga ratus (300)
b.Bilangan
pecahan, misalnya :
·
Seperempat (
)
·
Tiga setengah (
)
c. Untuk
penulisan bilangan tingkat bisa dilakukan dengan cara berikut :
·
Sarah anak ke -2 dari pasangan Aryadi
Ramlan dan Widuri (huruf dan angka)
·
Teknologi semakin maju pada awal abad ke
XX (angka romawi )
d. Untuk penulisan bilangan yang
mendapat akhiran -an,bisa dilakukan dengan cara, seperti contoh :
·
uang 5000-an
·
gaya 70-an
e. Bilangan tidak perlu ditulis dalam bentuk
angka dan huruf sekaligus dalam teks (kecuali di dalam dokumen resmi, seperti
akta dan kwitansi).Contoh :
·
Ada 101 ayam di dalam kantong tersebut.
·
Rumah kami memilki dua belas jam antik.
f. Namun apabila Anda ingin melambangkan
bilangan tersebut dalam angka dan huruf,maka penulisannya harus tepat.Contoh :
·
Bukti pembelian material seharga Rp
15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) sudah kami lampirkan dalam laporan
pertanggungjawaban.
10.
Kata
ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya
Untuk kata ganti ku- dan kau- ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya sedangkan untuk kata ganti -ku, -mu,dan
-nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.Hal tersebut bisa kita lihat
melalui contoh berikut ini :
·
Bukumu
baru dipinjam Elika .
·
Kutulis
namamu dengan tinta emas .
Untuk kata ganti -ku, -mu, dan -nya
ditulis dengan menggunakan tanda penghubung jika digabungkan dengan singkatan yang
diawali dengan huruf besar.Contoh :
·
Siapa yang sudah menemukan KTP-ku ?
·
Kamu meninggalkan SIM-mu di rumah Nita.
11. Kata si dan sang
Kata si dan sang harus
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,seperticontoh :
· Surat
itu tidak pernah sampai kepada si penerima
· Reza
selalu mematuhi perintah sang kakak
Jika kata-kata itu diperlakukan sebagai
unsur nama diri, maka huruf awal pada kata si dan sang harus ditulis dengan
huruf kapital. Contoh :
· Dongeng
Si Buta dari Goa Hantu memang sudah terkenal sejak dulu.
· Hewan-hewan itu bisa tertipu oleh tipu daya Sang
Kancil
C.
PENGGUNAAN
TANDA BACA
1.
Tanda
titik
a. Tanda
titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan , seperti contoh
:
·
Prastowo sedang belajar mengemudikan
mobil.
·
Rudi berhasil lolos ujian tahap pertama
Namun tanda titik tidak bisa digunakan
pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.Contoh :
·
Sekolah kami dipimpin oleh Bapak
Muhammad Jabir M.A.
·
Galih berkata, ”Sepedaku dibawa Roni.”
b. Tanda titik juga dipakai dibelakang angka ataupun
huruf dalam satu bagan, ikhtisar atau daftar. Contoh:
A.
Pengertian Salat
1.
Shalat Fardhu
1.1.Pengertian
Sholat Fardhu
1.2.Rukun
Sholat Fardhu
1.3.Syarat
Sah Salat Fardhu
c. Tanda titik juga bisa digunakan untuk
memisahkan angka jam,menit,dan detik yang menunjukan waktu. Contoh :
·
Pukul 07.30.20 (Pukul tujuh lewat tiga
puluh menit dua puluh detik)
·
Pukul 03.15.10 (pukul tiga lewat lima
belas menit sepuluh detik)
d. Tanda titik juga bisa dipakai untuk memisahkan
angka jam,menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu , seperti contoh :
·
9.30.14 (Sembilan jam,tiga puluh menit
empat belas detik)
·
0.0.40 (empat puluh detik)
e. Tanda titik pun bisa dipakai di dalam
penulisan daftar pustaka, yaitu diantara nama penulis ,judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit. Contoh :
·
Hartako, dkk. 2009. Panduan Menjadi Juara. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
f. Tanda titik dipakai juga digunakan sebagai
pemisah pada bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukan jumlah, seperti contoh
:
·
Rumah itu dibeli seharga Rp 125.000.000.
·
Hampir 250.000 jiwa mengungsi di
barak-barak pengungsian.
Catatan:
¯ Tanda
titik tidak bisa digunakan sebagai pemisah pada bilangan ribuan atau
kebalikannya, untuk kata-kata yang tidak menunjukan jumlah,seperti contoh :
·
Perang Diponegoro meletus pada tahun
1925-1930.
·
Para siswa membuka buku halaman 1080.
¯ Tanda
titik juga tidak bisa diterapkan dalam akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Contoh:
·
Acara Kunjungan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
·
Layar Terkembang
·
Wilayah Negara (Bab IX A UUD 1945)
g. Tanda titik juga tidak boleh digunakan
dibelakang nama dan alamat penerima surat, nama dan alamat pengirim surat,dan
juga dibelakang tanggal surat.Contoh :
Jakarta
,16 Februari 2012
Kepada
Yth.Manajer
Personalia
PT.Dian Pratama Mandiri
Jl.Basuki
rahmat No.43
Banyuwangi
h. Pemisahan bilangan ribuan atau kelipatannya
dan desimal. Contoh :
·
Rp 1.500.000
i. Tanda
titik juga dipakai pada penulisan singkatan,contoh :
·
u.b. (untuk
beliau )
·
a.n. (atas nama)
·
d.a. (dengan
alamat)
·
u.p. (untuk
perhatian)
2.
Tanda
koma
a. Tanda
koma bisa digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian ataupun
pembilangan. Contoh :
·
Ibu ke warung membeli
beras,kelapa,tepung terigu,dan sabun cuci.
·
Saya, Luki, Rian, Dian dan Yoga
menghadiri pengajian
b. Tanda
koma juga digunakan sebagai pemisah antara kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului dengan kata seperti tetapi, melainkan,
sedangkan, dan kecuali,seperti di dalam contoh berikut ini :
·
Dia tidak jadi pergi ke Solo, tetapi ke Surabaya.
·
Saya bukan peyanyi, melainkan pencipta lagu.
c. Tanda
koma juga bisa digunakan untuk memisahkan antara anak kalimat dengan induk
kalimatnya jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya, seperti di dalam
contoh berikut ini :
·
Agar bisa lulus ujian,maka kita harus
belajar.
·
Karena dia ramah, maka ia disayangi
orang.
d. Tanda
koma pun bisa diletakkan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar
kalimat yang di awal kalimat,seperti pada kata oleh karena itu, jadi,dengan
demikian,sehubungan dengan itu, dan meskipun begitu. Contoh:
·
Hari ini hujan deras sekali ,sehubungan dengan itu lomba gerak jalan
akan ditunda hingga esok hari.
·
Firman memang sudah rajin sejak kecil, oleh karena itu ia bisa sukses hingga
sekarang.
e. Tanda
koma juga bisa digunakan untuk memisahkan kata seru, sepertio,ya,wah,aduh,dan kasihan,atau kata-kata lain yang berfungsi sebagai sapaan,seperti
Bu,Dik,dan juga Mas dari kata lain yang terdapat di dalam kalimat.Contoh :
·
O,begitu!
·
Dik,
titip anak-anak ya.
f. Tanda
koma pun sering digunakan sebagai pemisah dalam petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat. Contoh:
·
Rima berkata,”Motor saya mogok,Mas.”
g. Tanda
koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsungdari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat tersebut, apabila di dalam petikan langsung itu
diakhiri dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh:
·
“Kebakaran ,tolong!”teriak pemilik rumah
itu .
h. Selain
itu tanda koma juga bisa digunakan diantara (a) nama dan alamat, (b) bagian
bagian alamat,(c) tempat dan tanggal,serta (d)nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis secara berurutan. Contoh:
·
Surabaya,10 Februari 2012.
·
Laras tinggal di Jalan Ampera 10,
Klaten, Jawa Tengah.
i.
Tanda koma juga bisa digunakan
sebagai pemisah pada bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh:
·
Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah, Jilid
III,P.T. al-Ma’rif, Bandung, 1982
·
Munajjid, Muhammad Sholeh, 70 Masalah Shaum
dan Rukun-Rukun Seputar Hari Raya, Pustaka Arofah, Solo, 2002.
j.
Tanda koma juga bisa digunakan di
antara bagian-bagian dalam catatan kaki (footnote) atau catatan akhir (endnote).
Contoh:
·
Hilman, Hadikusuma,Ensiklopedi Hukum
Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung:Alumni,1997),hlm.12.
·
Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru
Bahasa Indonesia. Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.
k. Tanda
koma juga bisa digunakan pada penulisan gelar,yaitu diantara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya. Hal tersebut dilakukan untuk membedakannya dari
singkatan namadiri, keluarga, atau marga. Contoh:
·
H. Musthafa Ilmi,S.Ag.
·
Diandra Ayu, M.A
l.
Tanda koma juga bisa dipakai di
depan angka desimal atau diantara rupiah dan sen yang dinyatakan dalam bentuk
angka. Contoh:
·
0,9
·
Rp.600,50
·
15,5 cm
m. Tanda
koma juga bisa digunakan untuk mengapit keterangan tambahan yang memiliki sifat
tidak membatasi. Contoh:
Sebagai
bahan pertimbangan ,saya lampirkan :
Daftar
Riwayat Hidup,
Foto
copy ijazah S-1 dan transkrip nilai,
Foto
copy sertifikat kursus/pelatihan,
Pas
Foto terbaru.
n. Tanda
koma dapat juga digunakan dalam hal untuk meenghindari salah baca/salah pengertian-di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat. Contoh:
·
Atas kerjasamanya, kami ucapkan terima
kasih.
·
Pada dasarnya, mencegah itu lebih baik
daripada mengobati.
3.
Tanda
titik koma (;)
a.)
Tanda titik koma
dipakai untuk menggantikan kata penghubung dalam kalimat majemuk. Biasanya
tanda tersebut digunakan memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
setara. Contoh:
·
Ibu memasak;bapak bekerja;bayu sedang
belajar.
·
Saeful berangkat sekolah; Faris mencuci
motor; Andi menjemur pakaian.
b.)
Tanda titik koma juga sering dipakai
untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berwujud kelompok kata
(frasa). Oleh karena itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata
dan. Contoh:
Isi
dari Dekrit tersebut antara lain:
(1)
Pembubaran Konstituante,
(2)
Pemberlakuan kembali UUD 1945 dan tidak
berlakunya UUDS 1950
(3)
Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya
c.)
Penulisan tanda titik koma juga bisa
digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih jika unsur-unsur
setiap bagian tersebut dipisah oleh tanda baca dan kata hubung. Contoh:
·
Resita membeli buku ,pensil dan
penggaris;baju, celana, dan kaos; pisang,apel, dan jeruk.
·
Agenda rapat kali ini berhasil membuat
keputusan mengenai pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; pendataan anggota,
dokumentasi, dan aset organisasi.
4.
Tanda
titik dua (:)
a.
Tanda titik dua sering digunakan pada
akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti dengan rangkaian atau pemerian.
Contoh:
·
Di dapur Elis hanya ditemukan: bawang
merah, bawang putih dan garam
·
Feri pergi dengan membawa: pakaian
ganti, perlengkapan masak dan obat-obatan.
b.
Tanda titik dua juga sering digunakan
sesudah kata atau ungkapan yang membutuhkan pemerian. Contoh:
Susunan
Kepanitiaan Lomba Mewarnai Bersama Jawa Pos,
¬ Ketua :Adetya
Preteers
¬ Wakil :Lucky
Fidiantoro
¬ Bendahara : Rian Novianto
¬ Sekretaris : Dian Indra
Isi undangan,
¬ Hari : Ahad
¬ Tanggal : 12 September 2015
¬ Pukul : 19.30
¬ Tempat : Kafe Taman Anggrek Blok 4
c.
Tanda titik dua pun juga sering
digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukan pelaku tertentu dalam
sebuah dialog. Contoh:
Sandra : Oh ,jadi kamu tidak di sana
semalam ?
(sambil
menggaruk kepala )
Sunan : Tidak, aku mengisi pengajian
bersama Ustadz
Azis.
Sandra : Terus, siapa yang aku lihat
semalam?
d.
Tanda titik pun bisa digunakan di antara
(a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab
dan ayat dalam kita suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan,serta (d)nama
kota dan penerbit buku acuan dalam sebuah karangan. Contoh:
·
Yusuf:14
·
Majalah Gadis, XLIV No. 10/2008: 9
·
Percakapan Bahasa Inggris, Buku Pintar:
Yogyakarta
5.
Tanda
hubung (-)
a.
Tanda hubung digunakan menyambungkan
suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris. Contoh:
·
Wati baru sadar bahwa ia sudah
ketinggalan ke-
reta
·
Nino sedang menulis sebuah novel tentang
dunia po-
cong
b.
Tanda hubung juga dipakai untuk
menyambung awalan degan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan
bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris. Contoh:
·
Dia sudah berjalan terlalu jauh sehingga
ter-
jatuh
karena sudah tidak kuat lagi.
·
Andra berhasil menyelesaikan uji-
an
pertamanya.
c.
Tanda hubung juga sering digunakan sebagai
tanda sambung dalam unsur-unsur kata ulang. Contoh:
·
Lari-lari
·
Jalan-jalan
·
Berayun-ayun
d.
Tanda hubung juga sering dipakai
menyambung bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu. Contoh:
·
b-e-l-a-j-a-r
·
14-8-2009
e.
Tanda hubung juga bisa digunakan untuk
memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata ataupun ungkapan dan (b)
penghilangan bagian frasa atau kelompok kata. Contoh:
·
ber-adaptasi
·
empat-puluh ribuan (4x10.000)
f.
Tanda hubung juga bisa digunakan untuk
membuat suatu rangkaian. Contoh:
·
Se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, contohnya adalah se- Indonesia, se-Amerika
·
Ke- dengan angka, contohnya adalah ke-4,
ke-100
·
Angka dengan –an, misalnya angkatan
80-an, tahun 1960-an
·
Kata atau imbuhan dengan singkatan
berhuruf kapital, seperti pada kata hari-H dan sinar-X
·
Kata ganti yang berbentuk imbuhan,
seperti pada kata ciptaan-Nya dan kepada-Mu
·
Gabungan kata yang merupakan kesatuan,
seperti dalam contoh Bandara Soekarno-Hatta.
g.
Tanda hubung bisa digunakan bagi Anda
yang ingin merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh:
·
di-smash
·
di-handle
·
di-mark-up
6.
Tanda
pisah (–)
a. Tanda
pisah sering digunakan sebagai pembatas dalam penyisipan kata ataupun kalimat
yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat. Contoh:
·
Hukum itu – harus ditegakkan – tidak
boleh memihak kepada siapapun.
b. Tanda
pisah juga selalu digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
tambahan yang membuat kalimat tersebut menjadi lebih jelas. Contoh:
·
Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia –
amanat Sumpah Pemuda – harus ditingkatkan
c. Tanda
pisah digunakan diantara dua bilangan, tanggal, atau tempat sehingga nanti akan
berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’. Contoh:
·
Tahun 1945–1965
·
Jakarta – Medan
7. Tanda tanya (?)
a.
Tanda tanya digunakan pada akhir sebuah
kalimat tanya , seperti di dalam contoh berikut ini :
·
Siapakah nama gadis berkerudung merah
itu ?
·
Kapankah Pangeran Diponegoro wafat?
b.
Untuk menyatakan sesuatu yang
disangsikan,tanda tanya bisa dimasukkan ke dalam tanda kurung. Contoh:
·
Dia seorang koruptor (?)
·
Sepeda roda tiga itu milik daksa belum
ditentukan (?) ya
8.
Tanda
seru (!)
Tanda seru sering digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau
pernyataan yang berupa seruan atau kalimat perintah yang menggambarkan sebuah
kesungguhan,larangan,ketidakpercayaan,permintaan,ataupun emosi yang meluap-luap.
Contoh:
· Pergilah
kau !
· Tolong
temani nenekmu di rumah!
· Jangan
membuang sampah sembarangan!
· Merdeka!
9.
Tanda
elipsis (………)
a.
Tanda elipsis digunakan untuk membuat
kalimat yang terputus-putus. Contoh:
·
Jika memang seperti itu …,marilah kita
cari tanggal baiknya.
·
“kenapa kamu diam? Apakah …, kamu memang
pelakunya?”
b.
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukan
bahwa ada bagian yang dihilangkan dalam suatu kalimat atau naskah. Contoh:
·
Sebab-sebab dari kasus … akan diselidiki
oleh pihak yang berwenang.
·
“ternyata dia adalah … sudahlah, mungkin
hanya pikiranku saja.” Kata Bayu.
Catatan:
¯ Penulisan
tanda elipsis itu harus didahului dan diikuti dengan spasi.
¯ Kemudian,
jika igin menghilangkan satu bagian dalam sebuah kalimat, maka perlu dipakai 4
tanda titik, yang terdiri dari: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks
dan 1 tanda titik untuk menandai akhir kalimat.
¯ Tanda
elipsis yang digunakan pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi (4 tanda
titik digunakan sekaligus), seperti di dalam contoh berikut ini:
Oh,
ternyata itu hanya masalahnya ….
Dalam
bernyanyi, ekspresi itu sangat diperlukan sekali….
\
10. Tanda petik ganda( “…….”)
a. Tanda
petik sering digunakan dalam petikan langsung yang berasal dari
dialog,naskah,atau bahan tertulis lain. Contoh:
·
Syarif bertanya ,”Apakah kamu libur hari
ini ?”
·
Pasal 36 B berbunyi, “Lagu Kebangsaan
ialah Indonesia Raya”.
b. Tanda
petik ganda juga digunakan untuk mengapit judul puisi, karangan,atau bab buku
yang dipakai dalam sebuah kalimat. Contoh:
·
Buku yang berjudul “3 Pocong Idiot”
adalah karya fenomenal dari Ipnu Rinto.
·
Oka sedang membaca “Mengapa Tidak Boleh
Gemuk” dari buku berjudul Diet Oke Makan Oke.
c. Tanda
petik ganda juga acapkali digunakan dalam penulisan istilah ilmiah yang kurang
dikenal atau kata yang memiliki arti khusus. Contoh:
·
Setelah membeli saham Bank Danamon,Akbar
Kaelola disebut sebagai “the rising star”setelah Chairul Tanjung .
11. Tanda petik tunggal (‘…...’)
a.
Tanda petik tunggal bisa digunakan dalam
penulisan petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Contoh:
·
“Pak, apakah bapak mendengar suara
‘kring ….kring’dari ruang tengah ?”
b.
Tanda petik tunggal pun biasa digunakan
untuk menyampaikan makna dari kata atau ungkapan. Contoh:
·
Buah tangan : ‘kenang-kenangan’
·
Keras kepala : ‘bandel’
c.
Tanda petik tunggal dipakai untuk
mengapit makna ,kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing. Contoh:
·
Download : ‘unduh’
·
Production house : ‘ rumah produksi’
12. Tanda kurung (…)
a.
Tanda kurung sering digunakan dalam
penulisan tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh:
·
Pertandingan malam ini adalah PSIM
(Persatuan Sepak Bola Indonesia Mataram) melawan persebaya (Persatuan Sepak
Bola Surabaya).
b.
Tanda kurung juga bisa digunakan untuk
mencantumkan keterangan ataupun penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Contoh:
·
Untuk lebih jelasnya, silahkan buka
halaman 4 (table 10) tentang tingkat kriminalitas di Indonesia.
·
Kami bertiga belajar di Pare (25 km
sebelah timur laut kota Kediri).
c.
Tanda kurung digunakan juga untuk
mengapit huruf atau kata yang kehadiran dan fungsinya di dalam sebuah teks
dapat disembunyikan atau dihilangkan. Contoh:
·
Beberapa waktu yang lalu kami berkunjung
ke (kota) Malang.
·
Kata cocaine diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kokain (a)
d.
Tanda kurung juga digunakan mengapit
angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan yang ditulis secara mendatar.
Namun jika Anda akan menulis urutan tersebut menurun, maka Anda cukup
meggunakan satu kurung saja. Contoh:
·
Untuk membuat sebuah nasi goreng
dibutuhkan bahan-bahan seperti (a) bawang merah,(b) bawang putih,(c)cabai merah
(d) garam.
13. Tanda kurungsiku [….]
a.
Tanda kurung siku sering digunakan untuk
mengapit huruf,kata atau kelompok sebagai bentuk koreksi atau tambahan pada
kalimat atau bagian kalimat yang telah ditulis oleh orang lain. Tanda kurung
tersebut berfungsi untuk menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli. Contoh:
·
Ulang tahun [hari kemerdekaan ] Republik
Indonesia jatuh pada hari selasa.
·
Galang memberikan sepotong roti [kepada]
adiknya.
b.
Tanda kurung siku juga sering digunakan
untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
·
Isi dari kedua pendapat ini
(pertentangan keduanya dibicarakan di dalam
Bab III [lihat halaman 20-24]) perlu dijabarkan disini.
14. Tanda garis miring( / )
a.
Tanda garis miring sering digunakan
dalam penomoran surat, nomor pada alamat,dan juga dalam penandaan masa satu
tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran. Contoh:
·
Nomor:010/PH/HM/BAKSOS/BEM-FE/VII/2007
·
Jalan Asmarandana IV/B-1
·
Periode 2009/2010
b.
Tanda garis miring juga sering kali
digunakan untuk mengganti kata atau, tiap, dan ataupun. Contoh:
·
Paket itu akan dirim melalui
darat/udara.
·
Harga sewa rumah itu
Rp5.000.000,00/tahun.
15. Tanda penyingkat atau opostrof
a.
Tanda penyingkat ini digunakan untuk
menghilangkan bagian dari kata atupun angka. Contoh:
·
Aditya ‘lah kuberi waktu untuk berpikir
‘(‘lah=telah )
·
Dia lahir pada tahun ’90. (‘90=1990)
16. Penulisan kata serapan
No
|
Huruf
|
Kata
Asing
|
Kata
serapan
|
1
|
‘(ain
Arab)di akhir suku kata menjadi k
|
Ruku’
|
Rukuk
|
2
|
cc
di muka e dan I menjadi ks
|
Accent
|
Aksen
|
3
|
gh
menjadi g
|
Sorghum
|
sorgum
|
Unsur serapan yang sudah lazim dieja
sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, maka tidak perlu lagi diubah.Contoh: kabar
Meskipun di dalam ejaan yang
disempurnakan huruf q dan x sudah diterima sebagai bagian abjad bahasa
Indonesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu tetap harus diubah ke dalam
bahasaIndonesia sesuai dengan kaidah-kaidah. Kedua huruf tersebut harus dipakai
dalam pembedaan nama dan istilah khusus .
Di samping ketentuan-ketentuan dalam
table diatas,berikut ini akandipaparkan tentang beberapa akhiran asing serta
penyesuaiannya di dalam bahasa Indonesia. Akhiran tersebut diserap sebagi
bagian kata yang utuh,seperti pada kata efektif,dan implementasi diserap secara
utuh dismaping kata efek,dan implement.
Berikut
beberapa penyesuain akhiran asing dalam bahasa Indonesia
No
|
Huruf
|
Kata
Asing
|
Kata
Serapan
|
1
|
aat
(Belanda )menjadi -at
|
advocaat
|
Advokat
|
2
|
-al
(inggris ),eel(Belanda), -aal (belanda )menjadi - al
|
Structural
normaal
|
Struktural
normal
|
3
|
-or
tetap or
|
Dictator
|
Diktator
|
BAB
III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
1. Ragam bahasa formal memiliki sifat
kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Ragam formal menggunakan kosakata
baku dan kalimatnya terstruktur lengkap.Sedangkan Ragam semi formal dan
non formal dibedakan oleh pemilihan katanya.
2.
Ejaan adalah suatu keseluruhan sistem penulisan-penulisan
bunyi bahasa yang meliputi :
Ø
Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi).
Ø
Ketetapan penulisan satuan-satuan bentuk kata misalnya
kata dasar, kata ulang,kata majemuk, dan lain sebagainya.
Ø
Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-baagiannya
dengan menggunakan tanda baca.
3. Ejaan yang disempurnakandapat di
bedakan menjadi tiga yaitu :
Ø Dari segi Pemakaian Huruf
Ø Dari segi Penulisan Kata
Ø Dari segi Penggunaan Tanda Baca
3.2.SARAN
1.
Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara dan bahasa Nasional
yang berfungsi sebagai sarana komunikasi ilmiah, untuk itu kiranya adalah suatu
keharusan bagi kita semua agar mampu memahami gaya bahasa formal dan non formal
serta Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).
2.
Apa yang kita mengerti dan pahami tentang
ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD), sekiranya dapat kita
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga dalam penulisan karya ilmiah
agar bahasa kita ini tidak tercampur dengan kata-kata asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar